Home - Mari Merokok!

Mari Merokok!

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Oleh Imroatus Sa’adah

 

“NO SMOKING”, tulisan yang sering kita jumpai di beberapa tempat seperti trans jogja atau bahkan di selasar laboratorium agama UIN SUKA. seperti yang kita ketahui, tulisan tersebut merupakan larangan untuk merokok. Mengapa dilarang? Katanya orang-orang sih biar tidak menggangu orang lain dan menjaga kenyamanan dari polusi asap rokok yang cenderung mencemari udara.

Banyak orang beranggapan bahwa rokok itu banyak kejelekannya atau madhorotnya dari pada kebaikannya. padahal jika dipikir ulang, rokok mempunyai banyak dampak positif sehingga anggapan kuno itu perlu direhabilitasi karena kenyataannya rokok itu menyehatkan dan mempunyai jasa besar. Kenapa? Karena rokok telah menyehatkan negara dari obesitas penduduk. Seperti dalam bungkusnya, rokok dapat menyebabkan sakit jantung, paru-paru dan gangguan pada kehamilan. Dengan banyaknya orang yang merokok, maka akan banyak pula orang yang sakit dan ujung-ujungnya meninggal. Itu merupakan hal yang patut kita syukuri karena dengan kematian yang tinggi, akan dapat mengurangi jumlah penduduk yang membeludak yang saat ini masih menjadi masalah ekonomi. Dengan demikian, pemerintah juga tidak perlu repot dalam menggalakkan program keluarga berencana (KB) dengan konsep dua anak cukup.

Selain itu, rokok juga telah berjasa besar terhadap perekonomian Negara. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya pajak yang dikenakan kepada perusahaan rokok. Kemudian hasil dari pajak tersebut akan menjadi pemasukan Negara dan dapat digunakan untuk membenahi infrastruktur Negara seperti jembatan yang rusak. Alhasil, kita semua bisa menikmati fasilitas public itu dengan sesuka hati. Tak cukup dengan berkontribusi dalam pemasukan Negara, rokok juga telah menolong orang yang tidak mampu membiayai pendidikannya dan memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi melalui beasiswa. Nominal beasiswa yang diberikan rokok pun terbilang besar, bahkan lebih besar dari pada beasiswa yang diberikan oleh kementerian agama. Nah, dengan demikian kita tidak boleh bersikap acuh kepada para pelanggan setia rokok karena mereka telah berjasa kepada kita dan negara.

Kebaikan lain dari rokok adalah menolong pengangguran dengan mempekerjakan mereka di berbagai perusahaan rokok. Akhirnya si pengangguran tersebut dapat menghidupi keluarganya dengan gajinya dan mereka bisa hidup bahagia selamanya. Lalu kebaikan apa lagi yang kau dustakan dari rokok?

Slogan “MEROKOK MEMBUNUHMU” itu tidaklah menakutkan tapi malah mendorong seseorang untuk merokok. Kenapa demikian? Karena seseorang akan percaya kepada sesuatu jika orang tersebut telah membuktikannya. Jika semakin banyak orang yang tidak percaya kepada slogan itu, maka diharapkan semakin banyak pula orang yang akan mencoba merokok untuk membuktikan kebenaran slogan tersebut. Nah, jika sudah terbukti kebenarannya, maka itu akan sangat menguntungkan bagi negara karena banyak orang yang meninggal disebabkan merokok sehingga pemerintah tidak lagi dihadapkan kepada masalah kependudukan yang membeludak. Selain itu, pendapatan negara juga akan terus bertambah. Ya, bisa dibilang slogan itu hanyalah modus belaka.

Secara tidak langsung, perokok aktif merupakan pahlawan terselubung. Sedangkan perokok pasif merupakan relawan karena mereka merelakan kesehatannya terganggu akibat ulah perokok aktif tanpa menikmati kelezatan rokok. Kalau dipikir-pikir, Kasihan sekali si perokok pasif. Jadi, lebih enak menjadi perokok aktif karena bisa menikmati lezatnya rokok serta dapat menjadi pahlawan pula. Jika kalian ingin menjadi pahlawan terselubung atau pahlawan tanpa pamrih, maka mari merokok!