Home - Masyarakat Dituntut Kritis dalam Literasi Media

Masyarakat Dituntut Kritis dalam Literasi Media

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email
Kuliah umum: Islam dan Literasi Media

Kuliah umum: Islam dan Literasi Media di Indonesia

Lpmarena.com, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suka mengadakan kuliah umum bertema “Islam dan Literasi Media di Indonesia”, Rabu (12/11), di Teatrikal Fakultas Ushuluddin. Menghadirkan Dr. Aprilani, M.Si, selaku komisioner bidang struktur penyiaran KPI-D Jatim.

Dalam sambutan pembukaan, Waryono, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi menyampaikan keprihatinannya terhadap konten-konten program yang semakin tidak berkualitas di media massa. Dimana sejak tahun reformasi 1998, media di Indonesia berkembang pesat dan kita sekarang ini dituntut menjadi konsumen teknologi informasi yang cerdas.

Menurut pemaparan Aprilani dalam videonya, saat ini di Indonesia dari 1.248 stasiun radio, 1.707 media koran dan majalah, serta 76 stasiun televisi hanya dimiliki oleh 12 grup media raksasa. Disini media “syarat” akan kepentingan politik, ekonomi dan sosial budaya. “Banyak konten Agama di media tidak mengajarkan kita untuk melihat realitas secara saintifik,” tutur Aprilani.

Untuk itu Aprilani berpendapat masyarakat perlu menyadari bahwa sebagai konsumen media, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama atas isi media. Masyarakat mesthinya mampu bersikap dan berperilaku kritis pada siaran media massa.

Nanang, dosen muda KPI juga berpendapat bahwa praktik agama pun bergeser. Dimana Islam yang harusnya menjadi agama dengan proses belajar yang panjang, belajar pada majelis atau pun pondok pesantren dan perenungan yang lama pula. Kini semua itu dapat diakses hanya dengan satu smarthphone (gadget) saja. Dulunya kitab, sekarang artikel. Menjadikan nilai Islam yang sangat dalam menjadi sangat ringkas sedemikian rupa.

Aprilani juga mengingatkan agar umat Islam tidak gampang terpengaruh. “Islam adalah agama yang menjunjung tinggi literasi media, maka berusahalah untuk mempengaruhi dan tidak untuk dipengaruhi,” pesannya di sesi penutupan. (Tri Kurnia SH)

Editor: Isma Swastningrum