Lpmarena.com, Mahasiwa-mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang tergabung dalam aliansi gerakan intra-ekstra kampus mengelar aksi penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi dilakukan di pertigaan Jl. Laksda Adisucipto, Senin malam (17/11).
Ketua Dewan Eksekuif Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Syaefuddin Al Ayyubi memberikan dorongan pada massa aksi agar tetap semangat dalam barisan. Baginya kenaikan BBM merupakan suatu keputusan yang bermasalah yang pada akhirnya akan berdampak pada melambungnya komoditas yang lain, sebab itu harus dilawan. “Jangan takut untuk membela rakyat,” ungkapnya sambil teriak “Revolusi.”
Aksi yang dimulai pada pukul 23.00 WIB tersebut diwarnai dengan penyampaian orasi dan tuntutan, sebagai bentuk perlawanan atas keputusan pemerintahan Jokowi-JK terkait kenaikan BBM. “Ini merupakan bentuk sikap mahasiswa yang punyak kepedulian terhadap masyarakat.” Sebagaimana dikatakan Jamel selaku massa aksi.
Momo selaku perwakilan dari salah satu organisasi ekstra kampus dalam orasi politiknya menyampaikan bahwa, rezim Jokowi-JK telah menciderai demokrasi indonesia. Baginya ketika BBM naik seribu rupiah saja akan menambah angka kemiskinan seribu orang di indonesia.
Semangat penolakan massa aksi atas kenaikan BBM tidak hanya berhenti di pertigaan UIN Suka. Keesokan dini harinya (18/11), massa berlanjut menuju perempatan Jl.Laksda Adi Sucipto Demangan.
Ihya’ Ulumuddin selaku massa aksi juga meyampaikan orasi politiknya. Ia mempertegas bahwa mahasiswa punyak maksud baik kenapa harus turun jalan. Yakni demi satu tujuan, menjunjung kedaulatan rakyat yang telah menjadi korban rezim Jokowi-JK yang otoriter. “Maka dari itu mahasiswa harus teriak lawan, turunkan BBM,” tegasnya. (M Faksi Fahlevi)
Editor: Isma Swastiningrum