Lpmarena.com, Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) mengadakan seminar nasional the great philosopher dengan tema Teologi Pembebasan, Jumat (21/11). Seminar yang diadakan di Graha Sabha Pramana UGM ini diselenggarakan untuk memperingati dies natalis UGM ke-65. Acara yang terbuka untuk umum ini berfokus pada perspektif teologi pembebasan dalam agama Kristen dan Islam.
Hadir sebagai pembicara Agus Himawan Utomo (Dosen fakultas filsafat UGM), Yehosafat Raes Situmorang (Mahasiswa Filsafat UGM), dan Risalatul Hukmi (Mahasiswa Filsafat UGM).
Di awal acara, Bani Anggian, moderator seminar mengatakan, diskusi tentang teologi pembebasan ini menarik karena mengubah perspektif beberapa orang tentang teologi pembebasan itu sulit. Pasalnya, beberapa orang menganggap teologi atau agama mengekang namun dalam diskusi ini akan terlihat bagaimana teologi itu dapat membebaskan.
Sementara Agus Himawan Utomo menuturkan, “Sejauh mana peran agama untuk kemanusiaan merupakan pokok dari teologi pembebasan.”
Gagasan dalam teologi pembebasan tidak hanya berfokus pada hal yang ada dalam kitab suci. “Gagasan dalam teologi pembebasan tidak hanya terbatas pada apa-apa yang ada dalam dan sudah diungkap dalam kitab suci. Teologi pembebasan lebih menekankan pada aksi daripada teori,” ungkap Agus Himawan Utomo.
“Jenis teologi muncul karena keinginan untuk mengkontekstualisasikan, tidak hanya mendapatkan gambaran tentang Tuhan yang sesuai dengan apa yang ada dalam teks-teks kitab suci maupun wahyu-wahyu keagamaan tetapi mewujudkan apa yang ada dalam teks-teks keagamaan tersebut dalam konteks keagmaan,”tambahnya.
Dilanjutkan Yehosafat Raes Situmorang, selaku pembicara kedua mengatakan, “Teologi pembebasan dalam kristen menekankan pada tindakan nyata dalam menghadapi persoalan sosial, khususnya tentang penindasan dan kemiskinan yang merajalela.”
Konsep teologi pembebasan menurut Al-Kitab adalah perintah untuk mengasihi sesama, iman harus disertai perbuatan, dan berbuat baik adalah kewajiban.
Tidak jauh berbeda dengan teologi pembebasan dalam kristen, teologi dalam Islam juga memiliki konsep yang serupa. Risalatul Hukmi selaku pembicara ketiga juga mengamininya.
Dasar dari teologi adalah manusia yang ingin melampaui batasan-batasan yang dia punya. “Aspek terdasar dalam diri manusia adalah ingin melampaui jadi di mana teologi pembebasan itu bisa membebaskan dirinya dari batasan-batasan,” tutur Risalatul Hukmi.
“Konsep teologi pembebasan itu bergerak pada interpretasi kita terhadap agama bukan agama itu sendiri. Interpretasi agama akan berkembang sesuai pemahaman kita,” pungkasnya.
Seminar yang berlangsung selama 2 jam itu memberikan manfaat tersendiri bagi Rika, salah satu peserta seminar. Ia berujar, “acara ini bagus soalnya dapat ilmu tambahan tentang teologi dari sudut pandang agama Islam dan Kristen,. Jadi ngerti bahwa semua agama itu sama-sama menuntun kita ke jalan yang benar,” ungkapnya ketika ditemu ARENA usai acara. (Kartika HN)
Editor : Ulfatul Fikriyah