Home T E R K I N I Surat Terbuka untuk Dosen FEBI

Surat Terbuka untuk Dosen FEBI

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Salam Santun,

Banyak terima kasih, saya ucapkan pada dosen-dosen yang menjadi penggerak kegiatan di Fakultas Ekonomi dan Bisinis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga, sebagai Mustabiqul Awwalun FEBI saya sangat merasakan perubahan yang signifikan pada fakultas, tahun sekarang Fakultas sangat jor-joran mengadakan kegiatan baik bertaraf lokal katakanlah Bedah Buku, bertaraf nasional ada LKTI, dan bahkan yang bertaraf Internasional Konferensi Ekonomi Islam se-ASEAN. Luar biasa bukan? Sebagai mahasiswa FEBI UIN saya tentu bangga fakultas saya sudah mulai menunjukkan taringnya dikancah nasional, bahkan internasional.

Namun Pak, sebagai mahasiswa saya juga dituntut kritis melihat agenda yang diadakan pihak fakultas. Saya punya satu catatan yang penting untuk disampaikan kepada Bapak.Kenapa semua yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan tersebut harus dibatasi dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)? Yang ingin jadi panitia harus tertera pada Kartu Hasil Studinya (KHS) minimal 3,25 dan yang ingin menjadi peserta harus mencapai nilai 3,00? Sebelum saya lanjut, karena bapak sering berprasanngka buruk pada kami yang sering menulis, mungkin saja saya ingin berpartisipasi namun terkendala dengan syarat IPK, saya jelaskan IPK saya sampai semester ini alhamdulilah masih diatas kedua syarat itu pak.

Begini pak, bapak pernah berucap kurang lebih seperti ini: Sengaja kami bebankan tugas pada anda mahasiswa setiap kuliah, agar Anda tidak anarkis seperti kampus sana, dan fokus kuliah tamat harus dengan IPK 3.00 minimal. Ya, begitulah kira-kira ucap beberapa dosen.

Pak, saya dan teman saya sudah berusaha namun hanya yang bisa didapat, mungkin saja yang menyebabkan IPK segitu terkendala absensi syarat utama UTS/UAS, dimana pengambilanya seenak bapak saja mengambil absensi, kuliah sekali absennya dua, bahkan tiga kali dan waktunya pas ketika kami berhalangan hadir.

Pak, IPK kurang dari 3,00 itu belum tentu bodoh.Mungkin saja dia muak dengan beberapa dosen yang seenak hatinya saja mengotak-atik jadwal yang sudah disusun akademik.Contohnya, ada dosen yang tiba-tiba mengundur jadwal kuliah lalu menggabungkannya dengan kelas sebelah dan diperparah sudah digabung dengan menunggu lama dosen tersebut masuk dan berkata dengan lembut : maaf perkuliahan sekarang tidak ada.

Pak, dengan bapak berlakukan peraturan seperti itu sama saja bapak memberlakukan sistem kapitalis dalam perekonomian dimana yang kaya (punya modal) makin kaya dan yang miskin (tak punya modal) makin miskin, bukankah fokus akademik kita melawan sistem ini pak?   Dengan bapak berlakukan sistem seperti ini, yang pintar makin pintar, yang aktif makin aktif dan orangnya akan itu-itu saja. Sebaliknya yang tidak aktif akan lebih pasif.

Sedikit atau banyaknya program yang bapak buat, selagi itu memakai peraturan sistem absensi dan IPK minimal,bapak sudah berhasil menurunkan bakat,minat mahasiswa untuk tidak aktif kegiatan selain kuliah. Ditambah lagi, dengan adanya sistem IPK berminimal ini, pertanyaan kemana lagi ia (mahasiswa) akan berpartisipasi?Sudah diluar kuliah (di kampus) tidak aktif, di fakultas pun ditolak berpartisipasi.

Yap, terakhir terimakasih kepada bapak yang sudah mengebiri hak teman saya untuk berpartisipasi dalam hal kegiatan fakultas.

 

Hormat saya,

Faisal Hidayat

(anggota LP4KOM)