Home - 24 Jam Sebelum Pengeroyokan

24 Jam Sebelum Pengeroyokan

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Korban pengeroyokan adalah Moh. Arwani dan David Maulana, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, sekaligus sebagai aktivis Pergerakan. Sejak Jumat pagi sibuk mempersiapkan aksi demonstrasi, untuk mengadvokasi pedagang kaki lima yang digusur oleh pihak Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta. Jum’at pagi 19 Desember 2014 pukul 08.20 WIB, masa aksi beserta para pedagang berangkat ke lokasi demonstrasi untuk menuntut audiensi dengan pihak UPN, sekaligus aktivis pergerakan, sebagai mediator antara pihak pedagangdengan pihak UPN. Korban pengeroyokan yang bernama Moh. Arwani yang ketika pagi itu mengikuti aksi, menjadi salah satu masa aksi yang paling heroik diantara masa aksi yang lain. Untuk korban yang bernama David Maulana pagi itu tidak bisa mengikuti aksi dikarenakan ada kegiatan di kampus.

Aksi yang hanya sampai pukul 11.30 itu berlangsung alot. Kedua belah pihak saling mengklaim atas kebenaran dan kekuasaanya. Banyak intervensi dari pihak UPN kepada masa aksi untuk membubarkan diri. Seperti pihak keamanan kampus, dan lainnya. Namun juga hadir dalam aksi itu dua personel polisi yang memakai seragam lengkap, entah bagaimana polisi bisa masuk kampus?Meskipun awalnya masa aksi tidak mau bubar, tapi karena ada keharusan untuk sholat jumat, maka akhirnya masa aksi membubarkan diri dengan sendirinya.

Arwani dengan kawan-kawan yang lain melakukan aktivitas seperti biasa, setelah sholat jumat dan sampai sore hari. Di malam harinya, pukul 21.00 WIB Arwani yang berboncengan dengan David, menghadiri undangan acara ulang tahun Komunitas Mahasiswa Kritis (Komik) UPN. Acara yang berlangsung di Kampus 2 UPN Babarsari itu dihadiri oleh banyak komunitas dan dari berbagai kampus, seperti UIN, ATMAJAYA, UMY, dan lainya. Arwani dan David mengikuti acara tersebut dengan antusias sampai selesai.

Setelah acara itu selesai pukul 23.00 WIB, Arwani dan David tidak langsung pulang ke kontrakan, tapi langsung menghadiri rapat Forum Mahasiswa Yogyakarta (FMY), yang memang dari awal sudah diagendakan. Rapat itu berada di Kedai Angkringan Margo Mulyo, daerah Malioboro. Rapat berlangsung hingga larut malam, tepatnya Sabtu, 20 Desember 2014, pukul 01.25 WIB. Setelah rapat itu selesai, Arwani dan David segera pulang. Perjalanan diputuskan melewati jalan Kusuma Negara, karena mengingat tempat kontrakan yang berada di daerah Gowok. Keadaan waktu itu motor sedang mengalami kempes ban depan, sehingga dalam berkendara harus pelan-pelan. David waktu itu yang menyetir motor, Arwani yang membonceng, karena Arwani pada waktu itu sedang tidak enak badan atau sakit.

Dalam perjalanan pulang Arwani dan David asyik ngobrol, mereka tidak merasa membuat masalah ketika diperjalanan, serta tidak ‘membleyer-bleyer”, karena memang motornya bisa tergolong jelek. Ditengah perjalanan,sekitar pukul 01.30 WIB ketika sampai di Depan Kantor Balaikota Yogyakarta mereka dicegat oleh 3 motor (5 orang). Para pelaku yang berciri-ciri memakai kaos, ada yang berjaket hitam keabu-abuan, ada yang mengendarai motor Vixion, memakai kaos merah gelap, memakai celana jeans panjang ada juga yang memakai kaos hitam, celana pendek, memakai topi warna kuning dan hitam. Posisi tiga motor itu berurutan. Tidak ada kata-kata mencurigakan dari pelaku, dan setelah cukup dekat, orang yang mengendarai motor Yamaha Vixion langsung memepet dan menendang motor yang dikendarai David dan Arwani namun tidak sampai jatuh.

Setelah itu, pelaku yang memakai Vixion itu memotong jalan yang lalu memberhentikan David dan Arwani. Ketika sudah berhenti David dan Arwani menanyakan persoalan, kenapa mereka ditendang, tapi para pelaku hanya menjawab kata-kata kasar kepada korban, dan mereka langsung saja membabi buta pukulan dan tendangan. langsung saja tendangan pertama mengenai Arwani yang posisinya dibelakang David, seketika itu dia tersungkur. David yang posisinya masih berdiri, dihantam juga dengan pukulan keras di bagian belakang kepala, tapi David tidak pernah roboh, seketika itu juga terasa pukulan bertubi-tubi dari para pelaku, salah satu pelaku terlihat membawa sebilah pisau belati, yang itu sangat jelas bisa dilihat David, seketika itu juga mempengaruhi pikirannya bahwa perkelahian ini tidak bisa dilawan, tapi harus dihindari. Sembari David dipukuli oleh dua pelaku dia sempat melihat kalau pelaku yang membawa pisau belati berada di posisi Arwani, yang menjadi kekhawatiranya adalah jika Arwani sampai ketusuk.

David sempat melawan dengan dua pukulan kepada pelaku, sehingga dia bisa terlepas dari pegangan para pelaku.Setelah david berusaha lepas dari jangkauan pelaku, dan berusaha minta tolong, teriak dan terus teriak, tapi tetap saja tidak ada orang yang mau menolong, sempat ada pengendara yang lewat, memakai motor Mega Pro, berboncengan tiga orang, tapi tidak berani untuk membantu, hanya akan membantu mencarikan orang untuk menolong. Setelah itu, David berlari menuju jalan Kusumanegara mencari bantuan. Selang beberapa menit, David dan beberapa orang kembali ketempat dan Arwani sudah tergeletak lemas dengan wajah babak belur. Seketika itu sudah ada banyak warga yang salah satunya adalah tentara yang memakai seragam lengkap dan berjaket hitam, yang disayangkan dari aparat tentara tersebut ialah tidak langsung membantu korban, serta tidak melakukan pengejaran para pelaku, entah karena tidak tau arah perginya para pelaku, atau karena takut, karena salah satu pelaku membawa pisau belati.

David hanya menderita lebam dipipi kiri, serta memar didekat hidung, serta beberapa benjolan dikepala bagian belakang. Sedangkan Arwani menderita luka sobek pada bagian sebelah mata kiri, lebam dan memar di sekujur muka, beberapa lecet di kepala samping dan belakang, serta memar disekujur tubuhnya. David yang tidak begitu parah, segera menolong Arwani yang posisi masih tertelungkup. David yang seketika itu juga menghubungi kawan-kawan yang ada dikontrakan untuk segera datang dan membantu.

Setelah kawan-kawan yang ada dikontrakan datang 4 orang dengan 2 motor, langsung membawa Arwani dan David ke RS. Hidayatullah, untuk mendapat pertolongan medis. Setelah para korban tiba di RS, selang beberapa menit tiba juga beberapa polisiyang memakai baju preman, tapi juga membawa tembak laras panjang, jenisnya kurang lebih seperti AK 47. Kehadiran polisi hanya untuk menanyakan kronologi kejadian. Setelah diperiksa di RS, pihak RS menyatakan jika korban mengalami robek di kelopak mata, yang agak dalam, sehingga perlu dilakukan penjahitan dengan benang khusus. Karena di RS Hidayatullah tidak mumpuni untuk peralatanya, pihak RS menyarankan kepada pihak Keluarga atau teman-temanya untuk dipindahkan ke RS Dr.YAP. Pada saat itu kawan-kawan yang mengantarkan masih merasa agak takut untuk melakukan perjalanan, sehingga meminta dari pihak polisi untuk mengantarkan, tapi dari pihak polisi tidak mau malah bilang “Ya kami juga takut mas, kalau terjadi apa-apa di jalan gimana?” Karena dirasa pihak polisi tidak akan membantu, kawan-kawan memutuskan untuk mengantarkan sendiri ke RS. YAP. Setelah sampai di RS, ternyata dari pihak RS tidak bisa memberikan kepastian, karena dokter mata yang ada, tidak diangkat ketika ditelfon. Sehingga langsung saja dari pihak RS menyarankan untuk dipindah lagi ke RS Sarjito, karena dirasa di Sarjito dokternya akan selalu bisa dihubungi kapan saja. Langsung saja kawan-kawan membawa Arwani ke RS sarjito, dan akhirnya disana Arwani bisa ditangani.

Setalah kejadian itu, banyak pihak yang masih bertanya-tanya atas apa maksud dan tujuan dari pengeroyokan. Banyak pihak telah menganalisis, mulai dari pra peristiwa, saat peristiwa berlangsung, sampai pasca peristiwa. Jika kita mau tengok lagi, dugaan motif yang mungkin bisa tangkap oleh tiap person meskipun itu akan berbeda-beda.

Jika peristiwa itu dikatakan perampokan, fakta menunjukan bahwa tidak barang berharga yang diambil pelaku, motor masih utuh, smartphone milik korban Arwani dan jam tangan, juga tidak diambil, serta hp yang jatuh tergeletak milik David juga tidak diambil. Jika peristiwa itu klaim penganiayaan atau pembunuhan, maka yang jadi pertanyaan kemudian kenapa pisau belati yang cukup panjang ukuranya itu tidak digunkan untuk menusuk korban (Arwani), yang posisinya sangat memungkinkan. Jika peristiwa itu dibilang sebagai aksi iseng dari preman atau anak muda yang mungkin sedang mabuk atau tidak mabuk, dari pengakuan korban, tidak mencium bau alkohol minuman keras, jadi bisa dipastikan itu tidak sedang mabuk. Lalu jika biasanya orang yang iseng pasti mengeluarkan kata-kata atau mempermainkan korban seperti “Hey, jangan macam-macam ya, hey, jangan sok-sok’an kamu, atau berani-beraninya buat masalah di sini.” Namun kenyataanya para pelaku tidak melakukan obrolan, ataupun mengeluarkan kata-kata yang spesifik. Meskipun korban sebelumnya telah menanyakan “Ada apa ini mas?” Namun para pelaku tidak menjawab dan langsung menghajar korban secara membabi buta. Lalu jika peristiwa itu dibilang motif balas dendam, dari pengakuan korban, korban yang bernama Arwani maupun David, tidak pernah membuat masalah dengan para pelaku, preman maupun pemuda jalanan. Karena menurut kesaksian para korban, wajah dari para pelaku seperti orang yang sedang dendam, kayak sudah tau, kayak musuh bebuyutan, sehingga dengan enaknya, dengan yakinya mereka menghajar, tanpa ada sebab sebelumnya.

Banyak sekali dugaan-dugaan motif pengeroyokan yang belum pasti, dan masih menjadi pertanyaan disetiap orang yang mengetahui peristiwa ini. Untuk siapa pelakunya, serta apa motifnya masih buram. Bisa jadi itu hanyalah keisengan para pelaku, seperti halnya isu-isu kian santang yang bebrapa waktu lalu heboh dikalangan pemuda, serta bisa juga ini adalah motif dendam, entah dari para pelakunya sendiri, mapun pihak lain. Semoga secepatnya masalah ini bisa terungkap. (David Maulana)

Alamat : wisma pemoeda, Gowok, no. 255 RT 12/RW 04, Catur tunggal, Depok, Sleman, DIY