Home - Festival Film Disabilitas Menggugah Kesadaran Difabel

Festival Film Disabilitas Menggugah Kesadaran Difabel

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Senin (29/12) Disability screening and discuss adalah tema yag diusung oleh Jamaah Cinema Mahasiswa (JCM) bekerjasama dengan Festival Film Disabilitas dalam roadshow festival film disabilitas.

Acara ini diselenggarakan di Teatrikal Saintek UIN Sunan Kalijaga. Festival film disabilitas ini diselenggarakan sebagai kampanye penyadaran akan disabilitas kepada masyarakat luas. Mengingat kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kaum difabel.

Ridho Nugroho selaku Presiden JCM dalam sambutannya mengatakan, “Kami tertarik menyelenggarakan festival ini karena memang kami anggap sangat mulia, lalu untuk mahasiswa UIN dan para peserta hari ini kami harapkan dapat peka dengan isu disabilitas.”

Acara ini dimeriahkan dengan pemutaran empat film peserta lomba festival film disabilitas. “Blind Justice” merupakan film pembuka dalam festival film disabilitas kali ini. Film yang disutradarai oleh Siti Fauziah Patonah ini menceritakan kesulitan kaum difabel untuk memberikan suaranya pada pemilu 2014 karena tidak tersedianya templet dalam kertas suara. Film dokumenter ini juga membandingkan dua sisi perspektif antara Suhendar selaku kaum difabel dan Nina Yuniningsih selaku anggota KPU Jawa Barat.

“Aku yo iso rek” merupakan film dokumenter kedua yang diputar pada acara ini. Film dokumenter ini menceritakan kehidupan Nugraha selaku penyandang tuna daksa yang mengabdikan dirinya menjadi seorang pengajar anak-anak berkebutuhan khusus di sebuah panti di Jawa Tengah tanpa dipungut bayaran.

“Perseverance” merupakan film fiksi yang menceritakan tentang perjuangan seorang gadis tuna daksa untuk dapat bermain basket dengan baik. Film terakhir yang diputar adalah “Tak terbatas” dengan sutradara Indah M.S yang menceritakan perjalanan dan kegigihan gadis tuna netra dalam mecapai kesuksesan.

Acara yang berlangsung sejak pukul 10.00-12.30WIB ini diakhiri dengan diskusi yang dipimpin oleh pembicara Arif Maftuhin ( Kepala Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga), Irmalia Nurjannah (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga), dan Prambudi (Ketua Festival Film Disabilitas). Diskusi ini membahas tentang kekurangan, kelebihan, dan manfaat yag diambil dari film yang sebelumnya diputar.

Meisya salah satu peserta yang juga merupakan mahasiswa UNY mengatakan, “Agak kecewa sih, agak jauh ya sama yang tahun kemarin, lebih ramai dan untuk filmnya sendiri baru mengupas kulit luarnya aja. Kalau yang kali ini kita cuma nonton cerita yang sebatas skenario saja.” (Kartika)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah