Oleh: Doel Rohim*
Dewasa ini bannyak dari kita dibenturkan dengan berbagai pemikiran-pemikiran yang mendorong kita untuk terus menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Pemikiran liberal atau pemikiran yang bebas adalah salah satu bentuk pemikiran yang biasa disebut sebagai pemikiran orang modern.
Liberalisme adalah paham yang berusaha memperbesar wilayah kebebasan individu dan mendorong kebebasan sosial. Namun terkadang pemikiran liberal ini disalahartikan secara liar sehingga pemikiran ini dianggap hanya beberbagai hal yang bersifat liar seperti pergaulan bebas, seks bebas tanpa norma. Ketika berbicara tentang kebebasan atau hal yang menyangkut dengan yang bebas kebanyakan orang mengasosiasikan dengan hal yang jorok atau yang berkonotasikan dengan hal yang negatif, padahal artinya sama dengan merdeka. Manusia bebas dan bukan jorok. Ketika bangsa harus merdeka, kenapa ketika manusia ingin merdeka dia dianggap jorok, berbahaya dan kemudian harus dibatasi? Hal itu muncul mungkin karena ketidakpahaman dengan paham modern ini.
Dalam paham liberalisme yang merupakan paham yang mengedepankan kebebasan, artinya manusia memiliki kebebasan, dalam arti yang filosofis yaitu landasan pemikiran dan tata pemikiran yang mendasarkan pemikirannya pada manusia bebas. Bebas dalam arti bebas manusia bisa berfikir dan bertindak sesuai apa yang diinginkan. Dia tahu apa yang diinginkan dan dia memiliki hak untuk bertindak sesuai sesuai dengan apa yang diinginkan. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa cita-cita dasarnya paham ini adalah mulia, dalam arti liberalisme sebagai paham pemikiran yang optimistis tentang manusia.
Ketika manusia percaya dengan kemampuannya sendiri, tidak perlu diatur oleh orang lain dan tidak dipaksa orang lain itulah paham liberalisme dalam arti yang sesungguhnya. Manusia mampu memahami apa yang baik dan dia mampu bertindak, tetapi hal itu menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan. Jika manusia bebas bertindak, bebas dengan apa yang mau dilakukan, bagaiman nanti jika akan terjadi chaos? Oleh sebab itu pemikiran liberal dengan formula-formula bahwa manusia bebas sebebas-bebasnya selama Anda tidak mengancam, mengganggu, dan membahayakan orang lain (Rizal, 2002: 32). Artinya batas kebebasannya adalah kebebasan orang lain. Batasannya adalah ketika kebebasan itu sudah mengencam kebebasan orang lain. Sebenarnya hanya itu saja, tetapi dalam praktek tak sesimpel itu tentunya.
Dalam perjalan hidup manusia ketidakstabilan dalam hidup itu pasti ada contohnya ketika seorang di masa mudanya buruk bisa saja di masa tuanya dapat manjadi baik. Dan itu potret selalu berubah-ubahnya manusia, tetapi dalam hal itu masih ada ruang untuk belajar dan bereksperimen dalam memilih apa yang terbaik untuk dirinya. Tidak ada sistem yang menjamin orang menjadi baik.
Namun dalam sistem liberal yang menganut asas-asas liberal ada sarana dan metode yang menjamin manusia secara umum untuk menentukan apa yang mereka inginkan. Walaupun dalam perjalanannya ada anomali (penyimpangan), ada sistem yang dapat digunakan untuk dapat memperbaiki hal tersebut seperti sistem hukum, penjara dan yang lainnya. Biasanya sistem yang paling kuat adalah sistem sosial yang selalu melekat dalam masyarakat.
Sebenarnya tentang apa yang saya uraikan di atas hanya sebagaimana seharusnya kita memandang paham liberal itu sebagai salah satu hal yang mau tidak mau menuntut kita semakin liberal. Hal yang dekat di kehidupan kita misalnya televisi dan alat-alat elektronik yang semakin canggih. Bagaimana kita bisa melarang internet, koran, dan smartphone, atau media elektronik lainnya. Hal itu secara tidak langsung membuat rung untuk menjadi bebas menjadi luas, dan ruang-ruang pilihan semakin banyak bagi setiap orang.
Ketika kita memandang jauh kedepan. Bahwa kehidupan kita sarat dengan sejarah, tetapi sesungguhnya sejarah hidup dalam batin kita. Perlu diingat bahwa sejarah itu bergerak. Dalam gerak tersebut pasti banyak hal-hal yang akan mewarnainya dan kita akan dibenturkan dengan berbagai gelombang kekuatan yang semakin kuat. Tidak dinafikan lagi bahwa salah satu paham yang dapat menyesuaikan adalah paham liberalisme. Karena apa? Ketika ada keterkukungan dalam setiap individu hal tersebut akan menimbulkan berbagai masalah yang akan menjadikan individu terjerembab dalam dunia, dalam pengaruh dunia global, dan mengakibatkan individu itu tidak dapat bersaing dengan dunia luar. Tentunnya dengan catatan yang telah disebutkan di atas.
Bagaimanapun juga semua itu menjadi tantangan kita untuk dapat menyesuikan dengan keadaan tersebut. dengan penuh optimisme saya yakin di kemudian hari kita akan mengerti dengan keadaan tersebut. []
*) Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga.