Home - KOMPAS Lestarikan Budaya dalam Infografik

KOMPAS Lestarikan Budaya dalam Infografik

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email
Suasana Italkshow mengenai kumpulan Infografik KOMPAS "INDONESIA DALAM INFOGRAFIK".

Suasana Italkshow mengenai kumpulan Infografik KOMPAS “INDONESIA DALAM INFOGRAFIK”.

Lpmarena.com, Desainer grafis senior koran harian nasional KOMPAS Lim Bun Chai menceritakan tentang perkembangan infografik KOMPAS. Bersama dengan Sumbo Tinarbuko (dosen Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta) dan Laretna T. Adhisakti (dosen arsitek UGM) talkshow mengenai kumpulan Infografik KOMPAS “INDONESIA DALAM INFOGRAFIK” dibahas. Acara ini merupakan rangkain dari acara pemeran infografik dengan tema serupa.

“Dulu (membuatnya) pakai tangan, di-blat. Sekarang di era satelit, digital pakai komputer,” ujar Lim menceritakan prosesnya di Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis (26/2) malam. Lim bertutur saat pengunjung berjalan berkeliling melihat pameran, pengunjung tak hanya melihat karya KOMPAS tetapi pikiran pengunjung diajak untuk menembus ruang dan waktu.

Infografik merupakan visualisasi informasi dalam bentuk gambar (grafis). Ciri dari infografik ialah membuat orang tertarik, mudah dicerna, dan menggambarkan suasana informasi. Sumbo mengatakan desainer infografik diposisikan sebagai peneliti sosial karena berbasis riset. “Infografik bertutur apapun secara ringkas, theatre of mind orang yang lihat berimajinasi,” ucap Sumbo.

Juga pelestarian pustaka ada dua macam yang dikembangkan, yakni pelestarian alam dan budaya. Seperti yang diungkapkan Sita (sapaan Laretna) bahwa semua tempat harusnya bisa dibuat infografiknya. Mengajak yang lain menceritakan tempatnya masing-masing. “Sebelum melakukan intervensi budaya, gambar menjadi hal yang sangat penting. Bangunan bukan bangunan yang mati tapi juga hidup,” ucap Sita.

Hal ini diamini Sumbo bahwa desain adalah bagian dari makhluk hidup yang mengembangkan diri. “Desain semangatnya adalah kemudaan, kalau nggak berubah dia kayak kuncen. Desain itu harus bermasyarakat. Mulai memunculkan kenakalan visual,” ujar penulis buku Semiotika Komunikasi Visual ini.

Sumbo menejelaskan lagi bahwa dalam membuat infografik sendiri data harus jelas. Melakukan intrepetasi sosial. “Kita menciptakan kenakalan visual yang menarik. Lay out yang tidak terkesan formal, ilustrasi yang tidak monoton. Menentang arus, tidak mengikuti arus,” ujar dosen yang juga berharap pelajaran mengenai desain dimasukkan dalam kurikulum.

Tri Agus selaku pengunjung berpendapat bahwa infografik merupakan salah satu strategi KOMPAS di era sekarang. “Dengan gambar yang indah, mampu menggerogoti ceruk koran di Jogja sendiri,” komentarnya. (Isma Swastiningrum)