Home - Empat Pilar Kebangsaan untuk Hadapi MEA 2015

Empat Pilar Kebangsaan untuk Hadapi MEA 2015

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

“Perkembangan zaman sangat tidak bisa ditolak, begitupun MEA akan dibuka. Karena MEA itu akan membuka jalan kehidupan berbangsa dan bernegara.”

Lpmarena.com, Itulah sambutan ketua panitia pada pembukaan seminar nasional bertema “Peran Empat Pilar Kebangsaan sebagai Pondasi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.” Seminar yang terselenggara oleh BEM-J Muamalat dengan MPR RI dan Moeda Institute ini bertempat di Teatrikal Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Suka, Sabtu (14/05).

Ben Senang Galus yang hadir sebagai pembicara menyampaikan empat pilar kebangsaan harus dilestarikan untuk menghadapi MEA 2015 ini. “Empat pilar warisan dan yang harus digenerasikan dari tahun ke tahun. Supaya mendapatkan wawasan yang lebih baik. Karna mau gak mau 2015, MEA akan bergilir dan ada 12 sektor—lima sektor jasa dan lebihnya sektor usaha.”

“Tema yang diusung sekarang dibenturkan dengan MEA yang akan dihadapi Indonesia beberapa bulan ke depan. Selain itu, dengan adanya seminar tersebut, diharapkan kita sebagai mahasiswa memiliki pondasi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mendatang,” ucap Aziz Azyari, Ketua BEM-J Muamalat.

Ditemui di tempat berbeda, Syafiq Mahmadah Hanafi, Dekan FSH menuturkan bahwa sebagai mahasiswa (kita) harus berperan lebih dalam persoalan MEA. Dan tidak diperbolehkan keluar masuk atau plin-plan dengan empat pilar negara ini. Ia juga berujar agar mahasiswa memiliki pondasi yang kuat dengan empat pilar tersebut

Empat pilar kebangsaan Indonesia yang terdiri dari pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika diharapkan mampu meningkatkan jiwa nasionalisme ketika menghadapi MEA. “Karena ini kan seminar tantang empat pilar, yang mana nilai dari empat pilar tersebut ini mencoba kita sinergikan dengan masalah MEA. Dan tujuannya dengan memilih tema ini adalah untuk menjadi prinsip dan perilaku masyarakat kita lebih mempunyai jiwa keindonesiaan ketika menghadapi MEA,” ungkap Khafif Sirojuddin, Direktur Moeda Institute. (Anis N. Nadhiroh)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah