Lpmarena.com, Menyelamatkan Indonesia dari cengkraman neoimperalisme menjadi topik dalam acara dialog negeriku, Jum’at (1/5). Acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini berlangsung di gedung teatrikal perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Dalam dialog ini menghadirkan Hasbi Aswar (dosen muda Hubungan Internasional UII) dan Kholid Ridwan (dosen Teknik Fisika UGM) sebagai narasumber.
Hasbi Aswar dalam dialognya menyampaikan bahwa Indonesia terancam dalam neoimperalisme. Pada pertemuan Jenewa di Swiss tahun 1967 yang mempertemukan perwakilan pemerintah Indonesia dengan pengusaha internasional, menjadikan Indonesia menyerahkan pengelolaan sumber daya kepada perusahaan asing. Dari situlah awal mula neoimperialisme di Indonesia.
Hal tersebut berdampak pada perkembangan perusahaan di Indonesia. Salah satunya pada tahun 2011 terdapat 40 perusahaan asing yang memiliki lisensi mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia saat ini harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia. “Bersiap untuk bersaing dengan tenaga kerja luar negeri,” tambah Hasbi.
Hasbi mengungkapkan bahwa neoimperalisme masuk ke negara ini karena Indonesia tidak mempunyai keamanan politik melawan bangsa asing. Sehingga neoimperalisme menjadi problematika yang terjadi di Indonesia.
Kholid Ridwan dalam dialog ini memberikan solusi untuk menghadapi problematika tersebut. “Harus ada ketaatan dalam konteks politik negara,” ujarnya, karena menurut Kholid setiap individu yang memiliki kualitas hidup yang baik pasti mempunyai ketaatan yang baik pula. (Alifah dan Laila)
Editor: Isma Swastiningrum