Lpmarena.com, Jumat (01/05) tidak hanya diperingati sebagai Hari Buruh sedunia, juga diperingati sebagai hari penyerahan Papua kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) sebagai otoritas eksekutif sementara Perserikatan Bangsa-bangsa. Saat itu 1 Mei 1963 bagi masyrakat Papua merupakan awal pendudukan Indonesia di Papua. Memperingati hal itu sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) melakukan aksi unjuk rasa di Nol KM Yogyakarta.
Menurut Abi juru bicara massa aksi, dalam aksi tersebut mereka menuntut agar pemerintah tegas memberikan kebebasan dan hak terhadap warga Papua untuk menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis. “Kami menuntut karena pada saat itu tidak seorang pun masyarakat Papua yang dilibatkan dalam proses itu,” ungkapnya. Tidak hanya itu mereka juga menuntut agar di tutupnya semua perusahaan asing yang ada di Papua, seperti Freeport, Medco, Corindo, BP, LG Tangguh, dan lain-lain. Juga penarikan militer TNI/POLRI, organik maupu non organik di wilayah Papua Barat.
Aksi terbilang berjalan damai, karena mereka menyampaikan orasi. Sesekali beberapa massa melakukan tarian di tengah-tengah lingkaran massa aksi. Tentunya dengan pengamanan aparat kepolisian. Dalam aksi tersebut salah satu peserta mengenakan pakaian adat Papua sebagai bentuk bahwa suara yang mereka sampaikan bukan hanya dari mahasiswa melainkan mewakili suara kaum-kaum adat. (Mujaeni)
Editor: Isma Swastiningrum