Lpmarena.com, Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DIY melakukan aksi unjuk rasa di Nol Kilometer Yogyakarta (20/05). Dalam aksi tersebut, mereka menyerukan pemerintah Jokowi-JK untuk meluruskan kiblat bangsa yang tidak lagi kepada nilai-nilai pancasila. Dan justru berkiblat pada elit politik, korporat dan neo-imperialism yang menyebabkan ekonomi semakin melemah dan turut menghancurkan nilai demokrasi bangsa.
“Rakyat Indonesia menaruh harapan besar ketika presiden Jokowi terpilih. Harapan itu seakan mendekati kenyataan, ketika Jokowi menyampaikan pidato perdana saat dilantik menjadi presiden RI. Konsep trisakti disebutkan dengan tegas. Rakyat kecil, atau wong cilik, disapa bahkan sampai tukang bakso disebutkan Jokowi dalam gedung MPR-RI,” tutur Adhi Wicaksono koordinator aksi.
Adhi menjelaskan bahwa retorika politik pemerintah hari ini dianggap sebagai omong kosong_yang ingin mewujudkan Indonesia hebat namun berbagai kekisruhan yang terjadi justru tak kunjung usai.
“Yang terdengar hanyalah kegaduhan politik, saling sikut-sikutan demi kekuasaan. Mari pererat ikatan, satukan barisan, bersama luruskan kiblat bangsa,” pungkas Adhi Wicaksono dalam orasinya.
Pembacaan sejumlah mahasiswa IMM DIY tertulis dalam pres rilis yang disebarkan bahwa, “Selama pemerintahan Jokowi yang belum genap setahun ini dinilai tidak menguntungkan masyarakat. Tidak seperti semasa janji kampanye yang menyerukan adanya agenda Trisakti, Ekonomi Berdikari, Indonesia Mandiri yang pada realitanya banyak kebijakan jokowi yang tidak pro rakyat dan condong menguntungkan para pemodal, korporat dan perusahaan swasta asing. seperti mencabut subsidi BBM, memilih industry mobil Malaysia ketimbang mengembangkan mobil esemka, tidak stabilnya harga bbm yang semakin meresahkan masyarakat.”
Dalam unjuk rasa kali ini IMM DIY menuntut kepada pemerintahan Jokowi-JK antara lain. Pertama, wujudkan Agenda Trisakti, Ekonomi Berdikari, Indonesia Mandiri. Kedua, revisi UU yang berbau liberal, turunan dari UUD 1945. Dan ketiga, hentikan rezim Jokowi-JK, rezim pencitraan, penindas rakyat. (Harya Rifky Pratama)
Editor : Ulfatul Fikriyah