Lpmarena.com, Wisuda adalah saat yang membahagiakan bagi mahasiswa dan juga keluarga. Namun berbeda dengan Rahmaniyah. Ia merasakan kebahagiaan bercampur kesedihan akibat pencurian yang dialaminya saat menghadiri acara wisuda anaknya.
Orang tua wali, mahasiswa asal Sumenep, Madura ini kehilangan uang 1,5 Juta di dalam tasnya. “Kita nggak ngerasa, habis foto-foto, mau bayar dompet gak ada,” ujar Shohifur Ridho’I, putra dari Rahmaniyah.
Menurut Ridho (panggilan akrab Shohifur Ridho’I) kejadian di hari pertama wisuda ini kronologinya belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinanpencurian tersebut terjadi saat para wisudawan keluar dari gedung Multi Purpose.Karena pada saat itu para wisudawan dan walinya berdempet-dempetan dengan banyak orang. Rahmaniyah baru sadar ketika akan membayar biaya foto, di depan Panggung Demokrasi.“Dicari ternyata tas yang dibawa ibu saya itu dirobek pake silet kayaknya,” ujarnya.
Keamanan Kampus Tak Mau Urus
Kejadian tersebut langsung dilaporkan kepada pihak keamanan kampus. Tetapi, dari keamanan kampus sendiri tidak mau tahu.“Bahwa keselamatan dan seterusnya ditanggung oleh masing-masing orang,” ujar Ridho setelah temannya melapor.
Waris Lakek (teman Ridho) yang melapor pada pihak keamanan kampus membenarkan bahwa keamanan tidak bisa berbuat apa-apa. Pihak keamanan hanya bisa menghimbau saja. Padahal kejadian semacam ini sudah berulang kali.“Kalau sudah tau begitu, pengamanan di kampus harusnya tidak sibuk di parkir, sibuknya itu sibuk pengamanan para wali saat keluar,” ungkap Waris.
Kampus UIN Sunan Kalijaga memang kerap terjadi kasus pencurian, terlebih ketika ada kegiatan momentuman seperti wisuda. Namun, Ridho berharap, kejadian ini adalah yang terakhir dan tidak akan terulang lagi. “Mungkin uang itu nggak akan kembali tapi kita harap hal yang kaya gini tidak terulang kembali. Kasian kan,” tuturnya.
Di hari-H kejadian, Kru Arena mencoba menanyakan perihal kejadian tersebut dan tindak lanjutnya kepada kepala keamanan kampus. Namun beberapa kali didatangi, pihak terkait belum dapat ditemui untuk berkomentar. Beberapa kemanan yang ditemui di Pos Terpadu pun enggan untuk memberi tanggapan. (Agus Teriyana)
Editor : Ulfatul Fikriyah