Lpmarena.com, Kasus Udin yang dibunuh karena berita tahun 1996 menjadi sebuah tragedi buruk terhadap pembunuhan jurnalis di Indonesia. Segala upaya untuk menuntaskan kasus ini sudah dilakukan secara maksimal akan tetapi kasus ini belum menemukan titik terang sampai sekarang.
”Peringatan kematian Udin menjadi momen untuk menolak lupa terhadap kasus ini dan jangan sampai kasus ini terlupakan untuk masyarakat umum,” ujar Saifudin Hafiz dalam menjelaskan lukisan karyanya berjudul Sang Kunci, Kamis (27/8). Sebuah lukisan yang dibuat dalam acara pembukaan pameran seni yang diselenggarakan Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Yogyakarta yang diselenggarakan di Institut Indonesia Prancis.
Dalam lukisan tersebut dia menjelaskan bahwa dalam kasus ini terdapat persoalan besar yang di dalamnya terdapat muatan politik dan adanya konspirasi kekuasaan yang di sini bermain orang nomor satu di daerah tersebut. “Dan Udin berusaha mengungkap hal itu ke publik sebagai wartawan yang mempunyai tanggung jawab sebagai wartawan terhadap masyarakat,” tandas Saifudin.
Melalui hal itu dia sebagai seniman melihat bahwa Udin adalah sebuah kunci yang berani mengungkap persoalan itu ke publik. “Dan gambar kunci yang terdapat dalam lukisan itu sebagai metafor atau simbol bahwa Udin berani membongkar ketidakadilan,” ucap Saifudin.
Acara ini merupakan rangkaian acara dalam mengenang kasus Udin yang telah berjalan 19 tahun, sebelum acara ini diadakan sebelumnya diadakan demo diam pada saat hari kematian Udin 17 Agustus kemarin dan acara pameran seni ini merupakan agenda yang akan diadakan tiga hari ke depan.
Terakhir, Saifudin mengharapkan acara ini jangan sampai menjadi yang terakhir diadakan karena acara seperti ini menjadi tanggung jawab moral untuk semua lapisan masyarakat yang peduli terhadap ketidakadilan. (Doel Rohim)
Editor: Isma Swastiningrum