SISIPAN SALAM
Sisipkan salamku kepada tuhanmu-tuhanku dalam tahajudmu
Bahwa aku adalah kekasihmu dan kekasih-Nya yang tidak pernah lupa menitipkan rindu pada sajak-sajak yang selau kucipta selepas malam yang aku cumbui
Setelah itu, akan aku sisipkan pula rindumu kepadaku dan kepadanya dalam sajak-sajaku
Dan Tuhan sebagai selir kita masing-masing
Yang tidak pernah kita cemburui
Sebenarnya kita yang harus menjadi selir dari Tuhan
Bukan kita yang menyelirkan Tuhan dari aroma cinta kita
Yogyakarta, 2015
PANTAI
Pantai memberikan hawa dingin
Kedinginan yang tak ingin ditinggalkan
Ia seperti wanita jalang yang selalu ingin ditiduri
Hanya saja angin pantai tidak membutuhkan uang
Ketika saraf otakku tak berani untuk menerjemahkan pantai
Aku pun segera bergagas untuk menelanjanginya
Bersama deburan-deburan ombak
Yogyakarta, 2015
SAJAK KOPI, GERIMIS, DAN HUJAN
Entah sampai kapan
Kopi akan menikmati sendiri aromanya
Tanpa harus menjemputku untuk menikmati aromanya
Padahal aku sudah tidak mau bercerita tentang anggun wanitaku
Entah sampai kapan
Gerimis mau bercerita tentang
Hujan yang masih malu-malu mengitip rinduku
Rindu yang tidak mampu melawan petir
Yang kerap kali menjumpai rumahku
Entah sampai kapan kopi, gerimis dan hujan
Akan berdiam diri
Untuk tidak mengisyaratkan rindu
Sebab rindu ku saat ini adalah sepenggal roh halus yang selalu menakutiku melawan takdir
Yogyakarta, 2015
SAHUTAN SEPI
: Kepada Y.A.O
Matamu mebisikkan luka
Lewat malam yang mendung
Hujan yang hanya mengintip
Lewat jendela langit
Matamu mebisikkan luka
Pada pantai lewat gelombang, dan pasirnya yang indah
Matamu membisikkan luka
Pada aroma kopi buatan ibuku
Tapi luka yang kau takdirkan kepadaku
Tetap menjadi rindu pada duka dan lukaku
Setelah matamu memberi isyarat
Agar kita cepat pulang dalam mimpi
Seperti sahutan sepi, yang menyuruh kita lekas-lekas membunuh sepi
Dengan cinta yang selalu kita telanjangi pada deburan angin pantai dipagi hari
Yogyakarta, 2015
Rudi Santoso lahir di Sumenep, Madura, 30 November 1993. Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penikmat sastra di Balngkon Art Yogyakarta. Beberapa karyanya terbit dalam antologi cerpen dan puisi, seperti Surat Buat Presiden, Sajak Pahlawan (Antologi Kopi Rakyat 2014).