Lpmarena.com, Dimulai dari portal gratisan tahun 2009 yang beralamat di arenasukijo.wordpress.com, kemudian tahun 2010 berganti menjadi lpmarena.com, dari masa ke masa portal daring Arena terus mengalami perkembangan. Arena di akhir tahun 2015 pun mematangkan konsepnya yang bopeng dengan meluncurkan lpmarena.com yang berbarengan dengan momentum milad LPM Arena ke-41, Minggu (10/1) di Parkiran Terpadu Tarbiyah UIN Suka.
Lugas Subarkah, redaktur online Arena menjelakan kondisi sekarang sudah mengalami perubahan yang ekstrim dari pola komunikan, yang berubah dari cetak ke online. “Jadi ceritanya peluncuran web menanggapi perubahan gaya atau model media sekarang. Bisa dibilang kita menemukan jalurnya bisa bersama merawatnya memperbaiki banyak yang kurang,” kata Lugas.
Di Arena sendiri dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mulai terusik oleh regulasi yang dibuat kampus. Seperti banyak pemangkasan media (khususnya dana) UKM hampir ¾-nya dipangkas. Kemudian Arena terus berpikir bagaimana berkarya dan mengawal apa saja yang terjadi di kampus.
Orientasi tulisan online yang cenderung pendek, sekarang sudah banyak bermunculan online yang menampilkan gaya tulisan panjang yang banyak menggambarkan substansi, pun Arena. Untuk rubrik andalan, Arena menawarkan liputan khusus (lipsus) yang membahas isu-isu kontemporer di Jogja. “Kita mencoba jurnalisme yang mengawal isu-isu di sekitar kampus dengan model tulisan mendalam, atau in-depth. Ada juga kancah,” jelas Lugas
Peralihan paradigma digital ini, Andi Robandi selaku redaktur SLiLiT Arena yang ranah produksinya masih di cetak pun memberikan tanggapan. “Saya sama sedihnya dengan Bre Redana, saya sepakat cetak atau online itu hanya soal media. Bahwa 41 tahun bukan akhir, tapi awal untuk kita,” ucap Andi optimis.
Peluncuran website Arena ini juga dihadiri teman-teman dari persma-persma yang ada di UIN Suka, di Jogja dan sekitarnya. Di antaranya dari LPM Rhetor, LPM Ekspresi, Balairung, LPM Dinamika Salatiga.
Reporter dan Editor: Isma Swastiningrum