Home CATATAN KAKI Kami Tidak Takut KRS Lelet

Kami Tidak Takut KRS Lelet

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Masa liburan semester ganjil sudah setengah perjalanan berlalu, hal itu juga dirasakan mahasiswa UIN Suka yang menghabiskan masa liburannya hampir tiga minggu. Tetapi ada tradisi yang sangat unik saat liburan khusus mahasiswa UIN Suka yang sangat jarang kita temui di kampus-kampus di Indonesia, bahkan diseluruh dunia. Tradisi perang (dalam arti khusus) untuk menaklukan kebobrokan sistem atministrasi kampus yang subhanallah.

Hampir setiap musim liburan tiba ada dua hal yang selalu menganjal di benak kebanyakan mahasiswa. Pertama bingung bayar uang kuliah, kalau sekarang lebih terkenal dengan sebutan bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), karna membayar kuliah adalah salah satu basis struktur untuk tetap dapat kuliah, tidak jarang hal ini sering membuat kalang kabut sebagaian mahasiswa. Tetapi biarlah hal itu menjadi persoalan yang selalu dirindukan untuk dikenang.

Yang kedua, ini baru bisa dikatakan yang paling mengganjal, yaitu boborokannya sistem pengisian KRS. Masalah ini sebenarnya persoalan klasik yang menjadi kelebihan kampus UIN Suka yang membedakan dengan kampus lainnya. Bagaimana tidak, permasalah ini sudah terjadi hampir setiap tahun mulai dari awal penggunaan sistem komputerisasi sampai era kerja Jokowi-JK, prestasi yang bisa dikatakan membagakan. Ini juga bisa dikatakan bahwa kampus ini selalu komitmen untuk menjaga tradisi bobroknya sistem itu.

Komputerisasi yang di elu-elukan akan mempermudah dan membantu mahasiswa untuk melakuakan administrasi kampus terutama pengisisan KRS ternyata pada pratiknya malah sebaliknya. Pengisian KRS pada musim liburan seperti ini, bisa dipastikan akan lemot, lelet, londo, apalah bahasanya bahkan juga akan tidak bisa diisi yang berdampak kepada mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan selanjutnya seperti jadwal yang amburadul dan akan menimbulkan persoalan-persoalan baru lainya.

Mungkin kita terlalu bosan atau terlalu sering membahas keboborokan sistem administrasi kampus tercinta ini. Bagaimanapun kita membicarakan kekurangan dari sistem ini merupakan konsekuensi dari PTIPD yang tidak becus mengurusinya atau instasi UIN Suka sendiri yang belum siap dengan sistem komputerisasi ini. Dari kampus pun kelihatannya juga bakal tidak ada upaya yang berarti untuk memperbaiki. Maka dari itu biarlah itu menjadi kelebihan yang memberatkan mahasiswa dari kampus UIN Suka.

Dibalik persoalan itu, yang patut kita apresiasi adalah mahaiswa. Mereka tetap sabar setia menunggu sampai berjam-jam bahkan berhari-hari hanya untuk dapat input yang namanya KRS. Mereka tidak takut untuk selalu mencoba dan mencoba input walupun untuk masuk aja sulit. Bahkan ada beberapa teman yang rela satu hari satu malam tidak tidur hanya menunggu KRS bisa di-input, dan ada juga yang berjam-jam menghabiskan uang banyak diwarnet hanya karena memerangi sistem pengisian KRS itu pun pada akhirnya “coba beberapa menit lagi”.

Hal itu menunjukan fenomena baru dalam lingkungan dunia pendidikan kita, fenomena bahwa mahasiswa teralienasi dengan sistem yang ada. Sistem yang ada berusaha memisahkan subyek mahasiswa dari hidupnya sebagai manusia yang merdeka, manusia yang mempunyai wewenang untuk memilih. Pada diri manusia dia tidak bisa memisahkan jeratan dari sistem yang berusaha mengkondisikannya. Padahal, dalam dirinya mereka menolak dengan sistem yang ada.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya beredar setatus jeritan mahasiswa UIN Suka mulai dari BBM, WA, Twitter semuanya yang semua mempersoalkan kondisi sistem yang tak jelas ujung pangkalnya ini.

Walupun begitu, mahasiswa bak pejuang di medan perang yang siap bertempur, setia menunggu, sampai kapan pun selama ada wifi gratis. Mungkin dari hal ini ada salah satu hikmah yang luar biasa akan didapatkan dari mahasiswa UIN, yaitu kesabaran yang tiada tara. Yang akan dibawa bekal ketika pulang kuliah nanti

Jadi, filosofi pembelajaran ada di sini, yaitu belajar sabar sambil praktek langsung. Bukan hanya bom sarinah saja yang seharusnya kita respon dengan #kami tidak takut, mahasiswa UIN Suka pun seharusnya juga menyuarakan #kami tidak takut KRS lelet.

@doel rohim

Gambar: liputan6.com