Home BERITA Menyikapi Konflik Sosial Gafatar

Menyikapi Konflik Sosial Gafatar

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Diskusi publik dengan tema “Menyikapi Konflik Sosial, Keagamaan Gafatar” berlangsung di Gedung Convention Hall LT.1 UIN Sunan Kalijaga, Rabu (24/02). Diskusi dihadiri oleh lima narasumber dari berbagai bidang dan organisasi: Muhammad Yusuf Chudori (budayawan dan pengasuh PP A.P.I Tegalrejo), Zuly Qodri (pendiri Forum Persaudaraan Umat Beriman Yogyakarta), M. Ainul Yakin (Lembaga Bantuan Hukum Indonesia), Sulamun Ali Mafadz (pelopor khusus dan tim advokasi komnas HAM), dan Muh.Taufik (Forum Silaturahmi Korban Gafatar).

Acara diskusi terselenggara atas kerjasama SEMA-U (Senat Mahasiswa UIN) dengan The Islah Center (TIC). Bertujuan untuk mengaji dan membangkitkan kembali kesadaran generasi muda untuk tidak terpengaruh oleh berbagai macam organisasi-organisasi baru yang menyimpang di Indonesia.

“Sudah sepantasnya kita sebagai mahasiswa agent of change untuk mengetahui isu-isu dan masalah konflik mengenai organisasi-organisasi yang menyimpang,” kata Vicky Arthiando, ketua SEMA-U dalam sambutannya.

Berbagai kritikan pun keluar dari perbincangan ini, yang membahas tentang keprihatinan dari publik kepada organisasi Gafatar yang membawa keresahan bagi masyarakat Indonesia. “Prinsipnya Gafatar adalah aliran sesat yang berbobot sosial,” kata Muh. Taufik yang dulunya merupakan korban dari organisasi Gafatar.

Menurut Zuli Qodir data yang ia ketahui, anggota Gafatar telah mencapai sekitar lima puluh ribuan, khususnya yang berada di Yogyakarta. ”Ada sekitar 50 ribuan anggota Gafatar di DIY,” ujarnya.

Tidak hanya itu, diskusi ini juga sempat menyinggung mengenai persoalan antara agama dengan HAM untuk menghubungkan bahasan mengenai organisasi yang tumbuh dalam era ini.  Begitu banyak penyimpangan yang terjadi di negara kita karena bersumber dari organisasi-organisasi baru yang tak tentu ajarannya. Ini disebabkan oleh ideologi yang menyimpang dari pedoman negara dan masing-masing agama.

Para peserta yang ikut bergabung dalam kegiatan ini pun memiliki banyak kesan dan pesan agar nantinya masyarakat Indonesia khususnya generasi muda itu lebih sadar. “Sangat menarik, karena pematerinya berpengalaman dan mampu menggambarkan secara nyata konflik sosial yang dibicarakan hari ini,” ujar Wika Purnamansyah, salah satu peserta diskusi.

Magang: Ilham Rusdi

Redaktur: Isma Swastiningrum