Lpmarena.com, Berbagai macamĀ penyakit sosial menjamur di Indonesia pasca kemerdekaannnya. Ironisnya penyakit-penyakit sosial tersebut justru tanpa terasa menjadi hal yang diwajarkan begitu saja, bahkan keberadaannya pun tidak disadari ada. Hal inilah yang coba Jamaah Cinema Mahasiswa (JCM) tawarkan lewat launching Ā film āIr. Soemarnoā.
Seperti yang dipaparkan Alfin Rohmatullah selaku sutradara mengatakan Ir. Soemarno berupaya membuka kesadaran Ā para pemuda agar lebih peka terhadap penyakit sosial. Salah satunya adalah korupsi. āBagaimana respon pemuda terhadap tekanan-tekanan yang diterima dalam tindakan,ā kata Alfin dalam diskusi film garapannya tersebut di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Rabu (9/3).
Lebih lanjut, film berdurasi delapan menit tersebut mengisahkan seorang pemuda bernama Soemarno yang sedang dilema oleh dua bisikan. Yaitu bisikan dari suara hati danĀ bisikan dariĀ Pak Lurah yang memaksanya membacakan Ā teks proklamasi untuk acara HUTĀ Republik Indonesia. Di sela kebimbangannya, tiba-tiba ia berhalusinasi bertemu oleh tokoh pejuang kemerdekaan yaituĀ Wikana Ā yang mempertanyakan ulang tentang kemerdekaan Indonesia saat ini.
Menyuplik dialog Wikana: āBenar kita sudah merdeka? Benar rakyat sudah tidak ada yang menderita? Jawab bung?ā. Selepas Soemarno berhasil melepaskan halusinasinya, ia menata minat untuk pergi ke panggung rakyat dan membacakan pemalsuan anggaran yang dilakukan oleh Pak LurahĀ dalam Ā acara HUT RI. Sehingga terbongkarlah korupsi Pak Lurah tersebut.
Dari perspektif hukum, pemateri diskusi film Hifdzil Alim meninjau Ā bahwa transparasi harus dibuka di depan publik. āDi sini Soemarno menjadi tokoh pionir dalam mentransparasikan dana rakyat,ā papar dosen Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga ini.
Pemateri kedua Fathor Rohman dari Gerakan Pemuda Melawan Korupsi (GPMK) menambahkan saat ini Ā mahasiswa justru Ā memperburuk situasi dengan melarutkan diri dalam budaya Ā konsumsi tinggi.Ā āYang mana tak akan Ā berujung Ā pada tuntutan pemasukan, sehinggaĀ menjadikan manusia yang asosial,ā katanya.
Fathor Rohman Ā berharap agar Ā para mahasiswa mempunyai kesadaran untuk peka terhadap penyakit sosial serta berkonstibusi dalamĀ memberangus penyakit-penyakit sosial Ā pasca menonton film Ir. Soemarno ini.
Magang: Afin Nur Fariha
Redaktur: Isma Swastiningrum