Puisi-puisi oleh Abd. Rasyid*
LAKON PUNGGUNG LAUTAN
Sejarah telah panjang menceritakan nasib negeri ini
Kehidupannya sebagian besar menggambarkan gelombang di lautan
Banyak menyimpan kemilau mutiara dan ganas tajamnya karang
Senyum kadang terlahir darinya
Dari taburan jala membuat dahaga dan menguras tenaga sebagian rakyat kecil
Yang kemudian tak segan-segan menjadi genggaman mutiara
Sebagai tanda adanya kehidupan di esok lusa
Namun, demikian juga tangis yang menderu tak bisa memungkiri
Bahwa itu bukti dari keganasan
Terkoyak di dalam dirinya sendiri
Mau pun yang membludak ke rumah-rumah warga di sekitarnya
Hingga memaksa memilih rumah-rumah yang bukan impiannya
Yogyakarta, Januari 2016
TERBENAM
Terkapar aku menanti senja
Dari lamunan burung hingga ke persinggahannya
Beribu imajinasi menggelegar
Dari bait-bait suci sampai celoteh makhluk halus
“Ah, lempar saja nuranimu”
Jerit parau batin tak bertuhan
“Dia sudah membuat kabut yang sering meludahi hati dari bahasamu”
Kembali umpatan kelam menelanjangi
Aku jadi kelu dalam lesuku
Setiap dentang detik
Memercikkan badai untuk menenggelamkan
Yang baru saja membelah samudera
Dengan kapal pengembara cinta
Yogyakarta, Februari 2016
MIMPI SORE
Lagu samar telah memulainya
Memukul paruh, mematuk ranting
Menatap sayu melepas lapar seharian
Mengibas sayap berucap selamat
Selamat kenyang
Selamat pulas
Selamat terang tertindih gelap
Selamat redup kembali benderang
Semoga selamat sampai selamat
Hingga selamat kembali lagi
Yogyakarta, Maret 2016
*Abd. Rasyid, lahir 25 April 1996 di Sumenep, Madura. Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bergiat sastra di Senopati Art Jogja, alumni PP. Aqidah Usymuni Terate Sumenep. Saat ini berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta.