Home - Gerakan Revolusi Timur Tengah

Gerakan Revolusi Timur Tengah

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Arab Spring merupakan salah satu gerakkan pemuda yang menggelorakan revolusi dan memberi dampak terhadap Timur Tengah. Hal ini disampaikan oleh Trias Kuncahyono wartawan senior Kompas yang aktif melakukan kajian konflik Timur Tengah dalam seminar nasional yang bertajuk Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Timur Tengah, Kamis (14/4), di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.

Trias menjelaskan bahwa munculnya gerakan Arab Spring memiliki empat pola kesamaan yang melanda Timur Tengah dan belum bisa tuntas. Gerakan ini, memiliki sifat yang pertama dimobilisasi oleh kaum muda yang menyuarakan perubahan sosial. Kedua, gerakan di Timur Tengah bisa dikatakan bersifat cair dan tidak memiliki kejelasan arah yang dituju. Ketiga, faktor munculnya gerakan Arab Spring meliputi sosial, politik, dan ekonomi. Keempat, kondisi telekomunikasi yang menyebar kuat memberi dampak yang cukup besar dalam menyebarkan garakan Arab Spring. “Yang menjadi poin penting di sini adalah isu Palestina menjadi dilupakan dengan adanya Arab Spring ini,” ujar Trias.

Selain itu pembicara lain dalam acara seminar ini, Zuhairi Misrowi dia memaparkan bahwa problem politik di Timur Tengah disebabkan beberapa faktor, antara lain rezim otoriter yang kuat dan penolakan terhadap sekularisme yang masih mengakar. Selain itu penolakan juga masih terjadi pada demokrasi, kemudian juga menguatnya Islamisme dan ekstrimisme. “Peta daerah Timur Tengah adalah pangung konflik yang terjadi hari ini,” ungkap Zuhairi yang juga dikenal sebagai intlektual muda NU ini.

Zuhairi menambahkan dari hasil analisisnya, ada tiga pilar politik dalam dunia Arab yang diambilkan dari konsep intlektual klasik Ibnu Khaldhun bahwa adanya aqidah yang digunakan sebagai basis ideologi. Kemudian adanya gonimah yaitu uang sebagai basis kapital dari gerak politik. Setelah itu adanya qobillah sebagai basis sosial gerakan dari massa di Timur Tengah untuk melakukan suatu gerakan revolusi.

Reporter: Doel Rohim

Redaktur: Isma Swastiningrum