Lpmarena.com, Kartini, sosok perempuan berani dan banyak menghasilkan ide-ide luar biasa bagi kaum perempuan. Pendidikan tinggi bagi perempuan menjadi cita-cita Kartini. Tetapi, cita-cita luhur ini dianggap sebagai pembangkangan oleh masyarakat yang pada saat itu masih fanatik terhadap tradisi Jawa. Bahkan paman Kartini sendiri, seorang Bupati Demak pada masa itu seringkali menghalangi pendidikan Kartini.
Hal inilah yang diceritakan Joost Cote ketika menjadi pembicara dalam pembukaan pameran Kartini bertema “Menapak Jejak, Meretas Makna”. Pameran diselenggarakan oleh Rumah Kartini di Chody Art Gallery, dibuka mulai 19-24 April 2016. Joost Cote yang juga penulis buku Kartini: The Complete Writings 1898-1904 mengungkapkan bahwa pemikiran Kartini bisa dihidupkan lagi. “Sebuah ide bisa hidup kembali, dan kita memberi hidup di sana,” kata Joost, Selasa (19/04).
Joost melanjutkan, setiap kunjungan Kartini ke Jepara, paman Kartini mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap pendidikan anak-anak perempuan adiknya. “Di saat seperti itu, sang ibu mendukung Kartini dan adik-adiknya dalam mencapai pendidikannya,” jelas Joost.
Dengan dukungan orangtuanya, Kartini dapat mencapai pendidikan dan salah satu adiknya memperoleh sertifikat guru. Di samping itu, meskipun pemikiran Kartini sudah modern, kecintaannya terhadap Jawa tidak surut. Beberapa karya Kartini, seperti batik dan ukiran disumbangkan untuk pameran di beberapa negara saat itu. “Kartini pernah memamerkan karyanya di Osaka, Jepang, dan Amsterdam,” ungkap Joost.
Reporter: Lailatus Sa’adah
Redaktur: Isma Swastiningrum