Home BERITA Gedung Baru FEBI Semakin Mengurangi Ruang Publik

Gedung Baru FEBI Semakin Mengurangi Ruang Publik

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Pembangunan gedung baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)  yang berlokasi selatan Fakultas Dakwah dan Komunikasi berdampak pada tergusurnya tiga bangunan lama, Wall climbing, parkiran, dan Panggung Demokrasi (Pangdem). Saat ditemui ARENA Selasa (09/08), Arya Wirabhuana selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau pelaksana dari pembangunan gedung baru ini mengatakan, ketiga bangunan itu pasti akan direlokasi.

Menurutnya Wall Climbing akan direlokasi di samping Student Center, Pangdem di depan perpustakaan, dan parkiran di selatan gedung futsal. Relokasi Wall Climbing dan parkiran kini sedang berjalan, tapi untuk relokasi Pangdem di depan perpustakaan sejauh ini masih wacana, karena ada rencana menata lembah di bantaran sungai. “Rencananya periode mendatang pimpinan ingin menata kembali lembah di bantaran sungai, tapi itu baru diusulkan untuk 2017. Kita kan ada dana SBSN lagi, kalau tidak di-acc ya mungkin dari dana UIN,” ungkap Arya.

Keterbatasan dana menjadi alasan Pangdem tidak di relokasi tahun ini. Akan tetapi jika ada efisiensi dana dari pembangunan gedung baru FEBI, kemungkinan bisa direlokasi akhir tahun ini.

Pembangunan gedung baru FEBI jelas mengurangi ketersediaan ruang publik di kampus. Seperti UKM Pencak Silat Cepedi yang biasa memakai lokasi depan Pangdem untuk latihan. Kini mereka belum mendapatkan lokasi baru untuk latihan. Amanasrullah Amin salah satu anggota UKM Pencak Silat Cepedi memaparkan sulit mencari lokasi baru untuk latihan. Ketika Cepedi akan latihan dekat Teater Eska, warga tidak mengizinkan karena saat latihan kita menggunkan teriakan-teriakan dan dianggap mengganggu.

Sejauh ini latihan sebatas di Student Center, karena belum dapat lokasi baru untuk latihan. “Rencana pindah kemana belum ada. Kesulitannya kalau di Student Center, adalah jadwal. Latihannya cuma dapet beberapa sesi,” terangnya.

Berkurangnya ruang publik ditanggapi Arya dengan mengatakan, bahwa setiap pembangunan tidak mungkin tidak berdampak, dalam hal ini ruang publik yang berkurang. “Hal itu saya akui, akan kita minimalkan. Kalau menghilangkan sama sekali itu nggak mungkin,” tandas Arya.

Reporter: Anisatul Ummah

Redaktur: Lugas Subarkah