Lpmarena.com, Rabu (16/11), Lingkar Studi Filsafat (LSF) Cogito meluncurkan Jurnal COGITO Vol. 3 No. 2 di Ruang Sidang Persatuan LT. 5 Gedung Notonagoro Fakultas Filsafat UGM. Peluncuran ini mendatangkan Muhammad Al-Fayyadl selaku pembedah dan tiga pembicara yang juga menulis di jurnal COGITO edisi terbaru ini.
Tiga pembicara tersebut adalah Ajeng Nabila Putriningrum yang menulis “Fenomena dalam Filsafat Analitik Awal”, Taufiqurrahman dengan tulisannya “Metafisika-Puitika Martin Heidegger”, dan Fitriadi K. dengan karyanya “Kalkulus Individual: Logika Mereologi dan Konsep Infiniti”.
Fayyadl mengatakan, benang merah dari tiga tulisan yang ditulis oleh Ajeng, Taufiq, dan Fitriadi tersebut membahas mengenai relasi. “Mana yang lebih fundamental, substansi atau relasi? Kalau Aristoteles pada substansi, tapi sejak Edmund Husserl relasilah yang fundamental. Relasi yang membentuk substansi,” kata Fayyadl.
Filsuf Husserl membedakan antara makna dan ungkapan. Makna diperoleh melalui pemaknaan yang tergambar dalam thought (pikiran). Tiap orang punya gagasan yang berbeda mengenai thought ini. Thought merupakan ranah ketiga yang memperantarai realita dan pikiran, bagaimana relasinya.
Fayyadl mengkarakterisasi, relasi tidak dipahami sebagai sesuatu yang pasif. Dia menyebutnya sebagai ‘relasi yang relasional’. Relasi memiliki sifat membangun sesuatu dan membuka sesuatu. Lewat perkembangan sejarah, sampai pada filsuf Heidegger, ia menghapus gagasan relasi. Relasi manusia dengan dunia adalah relasi yang tidak manusia kenal.
Salah satu metode analisis lain yang menggabarkan relasi, ada dalam logika mereologi. Sifat dalam relasi mereologi, yang bagian menciptakan keseluruhan. Mereologi menentukan mana yang sama, mana yang berbeda. “Bagaimana hal yang bagian dalam keseluruhan bisa keluar dan menciptakan hal yang baru,” ucap Fayyadl.
Mereologi secara praktis penting untuk menghindari ilusi kesatuan yang homogen. Semisal, dalam studi kasus saat ini, ada orang mengatakan, “umat Islam menolak Ahok.” Dalam konsep mereologi, perlu ditanyakan lagi siapakah umat? Islam? Menolak? dan Ahok? itu sendiri menggunakan teknik dekomposisi, memecah menjadi bagian-bagian kecil.
Reporter dan Redaktur: Isma Swastiningrum