Tanya (II)
Hijau, rimbun, indah
Siul burung yang ramah
Suara angin riuh
Lewati dahan-dahan gagah
Ku ingat rerimbunan
Ku ingat harmoni itu
Ku ingat. Ya, aku ingat
Jelas!
Ku ingat semua itu
Lupakah mereka?
Nyaman udara pagi buta
Tenang angin senja
Apakah mereka lupa?
Sungai dialiri limbah
Sawah diganti pabrik sampah
Tanah digusur para serakah
Dan kota, tak lagi ramah
Siapa mereka?
Puaskah mereka?
Satu tanya, otak mereka di mana?
Warung Kopi, 06 Desember 2016
Tanya (I)
Disebut apakah kita hari ini?
Di tengah riuh ramai kematian moral dan pekerti
Larut dengan hal “kekinian” yang makin menjadi
Menjijikan terus diikuti
Disebut apakah kita hari ini?
Di saat maraknya publikasi
Bukan lagi soal nurani, tapi berahi
Kata-kata tak punya arti
Hanya keluar tuk caci maki
Disebut apakah kita hari ini?
Malaikatkah? Manusiakah?
binatang lebih pantas disandang diri
Cerdaskah? Pintarkah?
Bodoh saja belum pantas melekat pada diri
Disebut apakah kita hari ini?
Warung Kopi, 06 Desember 2016
Ilham Habibi, pengkhusuk sastra, tinggal di Yogyakarta.
Ilustrasi: njidekaakunyili.com