Home - Ultah KMPD XXVII: Radikal Itu Mampu All Out di Organisasi

Ultah KMPD XXVII: Radikal Itu Mampu All Out di Organisasi

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi (KMPD) merayakan kembali hari kelahirannya ke 27 tahun pada Sabtu (10/12). Perayaan yang juga bertepatan dengan hari Hak Asasi Manusia (HAM) ini dilaksakan di Parkiran Terpadu UIN Sunan Kalijaga dengan mengundang beberapa organ ekstra. Acara dimulai dengan ramah tamah, pemotongan tumpeng, hingga bersantai berbincang tentang situasi bersama di masa kini.

Yusron kepala suku KMPD dalam pembukaannya menyampaikan harapan untuk kader KMPD supaya tidak gagap menghadapi kehidupan. “Kegagapan kita dapat, karena kita tidak mampu mengahadapi dinamika organisasi. Untuk kawan-kawan KMPD dinamikanya bisa digunakan sebagai pelajaran,” ujarnya.

Di usia 27 tahun jika dianalogikan adalah usia pemuda yang memiliki semangat yang membara, semangat yang memiliki jiwa yang berapi-api. Yusron mengaharapkan para kader untuk dapat menciptakan visi misi organisasi berbarengan dengan visi misi pribadi. Ia juga memberi tantangan untuk setiap kader dari organisasi manapun untuk menjadikan diri sebagai kader radikal. “Walaupun kampus UIN sendiri menangkal radikalisme, karena menurutnya radikalisme berkonotasi negatif. Mampu nggak kita menciptakan diri menjadi kader radikal? Karena kalau menurut Syahrir radikal itu kita mampu all out di organisasi,” jelasnya. Yusron menegaskan kalau kita mampu menjadi radikal, kita akan mampu menjadi anak zaman yang sedang ditempati.

Utun, kawan tua KMPD juga menyampaikan dalam tataran kampus perlu adanya penguatan wacana, sebab kalau melihat realitanya mahasiswa di kampus jarang sekali membaca buku. Organisasi mampu memunculkan tandingan untuk melihat realita kampus yang cenderung kurang masif. “Apalagi sekarang dihadapkan dengan media sosial yang sangat mengurangi waktu untuk membaca buku,” ujarnya. Tidak hanya berhenti persoalan itu, Maskur Hasan (nama asli dari Utun) menambahkan semenjak ada ada pembangunandi kampus UIN, mulai ada kesenjangan sosial baik antara mahasiswa dengan masyarakat daerah kampus. “Sekarang UIN sudah tidak ada integrasi dengan konteks masyarakat. Padahal mahasiswa sudah seharusnya dia mampu untuk belajar srawung dengan masyarakat,” jelas Utun.

Abdul Gani Ghifari, ketua Front Perjuangan Pemuda Indonesia  DIY juga memberikan refleksi untuk KMPD. ‘”Di usia yang cukup matang ini, keberadaan organisasi memang sudah menjadi ada dan berlipat ganda baik dalam lingkup kampus sebagai mahasiswa maupun warga negara Indonesia,” ucap Gani.

Reporter: Anis Nadhiroh

Redaktur: Isma Swastiningrum