Kesalahan Manusia
Menyingkap malam yang mengucur air seni
Perbuatan hina, tentang pemerkosaan
Keji, kuda berlari seenak kaki
Bumi bergetar menerima kucuran tangis memilukan
Manusia kian sombong, merusak langit dengan jemari kasar mereka
Nafsu diadu, di ruang yang beku
Di sinilah para manusia mempermainkan akal sehatnya sendiri
Kebosanan, lebih menggairahkan mencari kenikmatan
Bermalas, bercumbu dengan dunia
Mengekang waktu
Bantul, 10 Februari 2017
Sajadah
Ruang disempitkan
Waktu disempitkan
Hati dilapangkan
Di atas sajadah ini
Aku bersujud
Semua berpusat
Bantul, 10 Februari 2017
Rindu
Kubawakan sebatang coklat untuk melukiskan pesan di malam gelap yang pernah menyisakan luka pada bajuku.
Kubuat belah bibirmu tersenyum.
Bisakah kau hadir di antara celah-celah malam yang begitu sempit?
Aku berjalan sepi, dengan hati teriris duri.
Berusaha datang di lorong pikiran-pikiranmu yang tidak tumpul, seperti ujung pisau yang tak mampu mengiris sepotong basi yang menjamur.
Getir kusampaikan, salam rindu air kusampaikan.
Bisakah kau mendengar suaraku yang terengah-rengah meminta pertolongan?
Siramlah, siramlah aku dengan kelopak matamu yang sepuluh menit memayungiku itu.
Bantul, 5 Februari 2017
Risen Dhawuh Abdullah, lahir di Sleman, 29 September 1998. Â Sedang menimba ilmu di SMA N 2 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Pelajar yang suka membaca dan menulis cerpen. Alumni bengkel bahasa dan sastra Bantul 2015, kelas cerpen. Bermukim di Bantul, Yogyakarta. Mengidolakan novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif.
Ilustrasi: Dirk Dzimirsky