Home BERITA Berimajinasi Dengan Cerpen Budi Darma

Berimajinasi Dengan Cerpen Budi Darma

by lpm_arena

Lpmarena.comBudi Darma adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan sastra periode 70-an. Prestasi dan karya-karyanya banyak sekali diantara karyanya yang terbaru adalah “Hotel Tua”. Ini merupakan kumpulan cerpen Budi Darma. Ada 18 cerpen dalam buku ini diantaranya adalah “Hotel Tua” yang sekaligus menjadi judul buku.

Kompas selaku penerbit buku terbaru Budi Darma mengadakan diskusi bedah buku “Hotel Tua” untuk menggali imajinasi dari pengarang kondang Budi Darma. Diskusi diadakan di Kantor Kompas Yogyakarta pada Rabu (19/04).

Acara yang diadakan pada pukul 19.30 hingga 21.30 mendatangkan beberapa pembicara diantaranya B. Rahmanto selaku Guru Besar Sastra Universitas Sanata Dharma (Sadhar) yang sekaligus Sekretaris Yayasan Sanata Dharma, Agus Nur selaku penulis sastra, dan Budi Darma Selaku penulis buku.

Menurut Rahmanto untuk memahami karya-karya Budi Darma harus mengetahui Budi Darma. “Hal itu dilakukan agar dapat menyimpulkan pola sastra yang digunakannya,” ujarnya.

Rahmanto juga mengatakan bahwa Budi Darma adalah pelopor sastra periode 70-an. Sastra tahun 70-an menurut Rahmanto memiliki karakteristik antara lain, absurd yaitu anggapan manusia bahwa pada dasarnya kondisi manusia itu absurd atau tak masuk akal, selanjutnya surealisme yang berarti mementingkan aspek bahwa sadar manusia dan takrasional dalam citraan, terakhir stream of conciousness yang berarti mengeksplorasi pikiran tokoh utama pada alam bawah sadarnya, pikiran dan emosi yang kacau, kini, lampau dan masa depan. “Indikator-indikator ini menjadi penting dalam memahami karya Budi Darma, supaya tidak binggung dalam menafsirkannya,” imbuh Rahmanto.

Rahmanto juga menjelaskan bahwa dirinya terbawa hanyut dengan imajinasi yang dirangkai oleh Budi Darma. “Imajinasi yang menurut Budi Darma adalah sesuatu yang tidak ada, kemudian menjadi ada dalam alam pikiran saya. Imajinasi saya sering menyiksa, menakutkan, dan nampak mengada-ada tapi memang ada,” ucapnya menirukan Budi Darma.

“Cerpen Hotel Tua merupakan salah satu contoh karya sastra dengan imajinasi tinggi, sehingga saya terbawa hanyut dalam cerita dan ikut berimajinsi,” sambungnya.

Agus Nur menambahkan bahwa cerpen karya-karya Budi Darma kocak. “Kocak yang saya maksud bukan kocak lucu tapi substansinya kocak, unik dan itu ada sehingga ketika membaca cerpen-cerpen Budi Darma pembaca diajak berfikir ulang mengenai hal tersebut,” jelasnya.

Magang: M. Abdul Qoni Akmaluddin

Redaktur: Wulan