Lpmarena.com- Hari pertama Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beberapa fakultas tidak mengumandangkan Darah Juang. Lagu sakral yang selalu menggema pada kegiatan yang sebelumnya bernama Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) tersebut seolah menghilang. Hal itu disebabkan karena hari pertama kegiatan PBAK terpusat di gedung Multi Purpose yang belakangan berganti nama menjadi gedung K.H Amin Abdullah. Kebijakan itu berlaku karena konsep pengenalan akademik tahun ini dirumuskan oleh birokrat, sehingga mahasiswa tidak memiliki otoritas untuk mengatur rentetan acara. “Kita kayak jadi pelayan universitas, dari dekanat suruh pulang, ya pulang,” ujar Laude seksi acara Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Kamis (24/8).
Menurutnya, lagu tersebut akan dinyanyikan saat hari kedua karena kegiatan berada di fakultas masing-masing. “Lagu pergerakan, Buruh Tani, Darah Juang pasti ada,” tambah Laude.
Hal serupa juga terjadi di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Maulida Sifani, mahasiswa baru Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) mengaku tidak ada lagu Darah Juang meski dilakukan apel sore setelah dari gedung K.H Amin Abdullah. “Tadi nyanyi Himne UIN, Mars UIN, Jalal Waton,” ujar Fani. Meskipun begitu ia mengaku sudah menghafal beberapa lirik Darah Juang. “Dengerinnya merinding, kalau dihayati,” tambahnya. Ia pun merasa siap menyanyikan darah juang saat hari kedua di Fakultas.
Menurut Abusalam seksi acara Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Darah Juang merupakan lagu wajib untuk mahasiswa baru. Tujuannya menyadarkan peserta akan perjuangan mahasiswa sebelumnya. Memberikan kesadaran kepada peserta bahwa mereka memiliki kewajiban untuk membela rakyat yang tertindas.
Berbeda dari kedua fakultas sebelumnya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi tetap mengupayakan Darah Juang berkumandang. Selepas keluar dari gedung K.H Amin Abdullah, peserta digiring ke area fakultas untuk melakukan apel sebelum pulang. Terdengar lantang Darah Juang yang disusul Sumpah Mahasiswa.
Fakultas Sosial dan Humaniora pun mengambil sikap yang sama. Mereka tetap mengumandangkan Darah Juang, hingga memberi kesan tersendiri bagi peserta. “Darah Juang bikin merinding, isinya dalem banget,” ujar Mira.
Darah juang merupakan lagu yang diciptakan oleh John Sony Marhasak Lumbantobing atau sering dikenal John Tobing. Saat aksi-aksi demontrasi mahasiswa, lagu ini kerap dinyanyikan untuk membakar semangat massa aksi. Tidak heran jika lagu ini menjadi lagu sakralnya mahasiswa.
Saat kebijakan PBAK diberlakukan, tidak ada larangan baik secara tulisan maupun lisan perihal menyanyikan Darah Juang, hanya saja sedari pagi mahasiswa langsung diarahkan ke masjid, untuk melakukan sholat dhuha berjamaah. Setelahnya mereka digiring ke gedung K.H Amin Abdullah untuk mengikuti rentetan acara hari pertama. Mulai dari pembukaan, penyampaian materi, hingga pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selepas adzan asyar mahasiswa diarahkan ke masjid pertanda agenda PBAK hari pertama telah usai. Beberapa fakultas memilih untuk langsung membubarkan pesertanya, sebagian lagi memilih untuk melakukan apel sebelum pulang.
Reporter: Muzaeni
Redaktur: Wulan
.