Lpmarena.com- “Gimana sih, lima menit buat menggaet mahasiswa baru sebanyak itu, kan konyol! Kalau kita aja dulu satu UKM 15 menit kurang efektif, apalagi lima menit,” ujar Septiana Hanif atau Ian selaku Ketua Forum Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa 17 (FORKOM UKM 17). Menurut Ian, sosialisasi UKM ala Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) tahun sebelumnya yang membutuhkan waktu sehari saja ia anggap belum mencukupi. Disingkatnya durasi waktu sosialisasi pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), mengakibatkan tidak maksimalnya performa UKM untuk menyampaikan apa yang diinginkan.
Dari hasil konsensus audensi para panitia PBAK yang melibatkan dosen, karyawan dan mahasiswa, semua UKM mensosialisasikan dirinya dengan tampilan power point tanpa ada aksi pertujukan. “Sebagai ketua sosialisasi saya kira tidak adil, ketika rektorat berbicara ingin UKM ini berprestasi, ingin UKM mengikuti banyak kompetisi, kita ingin kader yang banyak tetapi pada realitasnya UKM diberi ruang yang minim,” tegas Rizky Fazri saat diwawancarai via WhatsAps.
Rizky melanjutkan tidak hanya mahasiswa yang dirugikan tetapi semua elemen baik itu pergerakan ataupun UKM. Namun UKM itu sendiri yang paling sangat dirugikan baik dari waktu, dana dan perekrutan kader. Risky juga sudah melakukan negosiasi kepada rektorat terkait durasi waktu sosialisasi UKM tetapi tidak didapatkan hasil yang signifikan.
Mapalaska salah satu UKM yang biasa mempresentasikan kegiatannya di-outdoor merasakan sangat dirugikan sebab tidak maksimalnya PBAK tahun ini, khususnya untuk sosialisasi UKM. Hal ini karena para mahasiswa baru belum melihat secara penuh ciri khas dari UKM- UKM yang ditampilkan lewat sosialisasi. “Banyak dinamika yang terjadi dalam UKM itu sendiri yang salah satunya membutuhkan proporsi yang sangat lebih. Membutuhkan aksi yang lebih untuk sosialisasi ke depannya,” ungkap Muhammad Arifudin Adli selaku ketua UKM Mapalaska.
Menanggapi hal tersebut, Waryono selaku Wakil Rektor III dan pihak yang bertanggung jawab di Bidang Kemahasiswaan menyatakan, walaupun 7 menit waktu sosialisasi, UKM diberi stand di depan Poliklinik UIN Sunan Kalijaga. “Tarup sudah ada, meja dan kursi sudah ada mereka tinggal nempati, meskipun minim dipresentasi pas sosialisasi tetapi mereka diberi waktu leluasa untuk sosialisasi di depan Poliklinik,” ujarnya ketika ARENA temui Senin(24/08).
Stand-stand yang diakomodasikan oleh pihak rektorat di depan Poliklinik ditujukan untuk memberi keleluasaan kepada UKM bersosialisasi. Menurut Waryono, pengakomodasian stand-stand itu teramat penting sebagaimana pentingnya UKM, karena kualitas UKM menjadi salah satu parameter untuk mengukur kualitas kampus. “UKM itu penting, oleh karena itu saya mengembangkan UKM. Jadi saya tahun depan akan melakukan audit mutu UKM,” ucapnya.
Ketua Mapalaska menanggapi akomodasi stand-stand untuk UKM tidak lebih dari wacana belaka yang konsepnya juga tidak dititikberatkan kepada mahasiswa baru. Konsep yang tidak matang dari pihak kampus akan memberi dampak merugikan kepada pihak UKM. “Walaupun ada stand, ya!” tegasnya.
Reporter: Rahmat
Redaktur: Wulan