Home BERITAKABAR KAMPUSBilik Kampus Stephen Hawking Tidak Terbatas oleh Lumpuh

Stephen Hawking Tidak Terbatas oleh Lumpuh

by lpm_arena

 

Published on March 30, 2018

Lpmarena.com- Kamis (28/3) pada pukul satu siang, Multimedia English Club (MEC) mengadakan seminar yang bertajuk Secangkir Kopi untuk Hawking dalam rangka mengenang kepergiannya 14 Maret yang lalu. Seminar tersebut diisi oleh Ai Mega Maulida, peneliti Stephen Hawking (SH) dan Rachmad Resmiyanto, dosen prodi Pendidikan Fisika sebagai moderator.

Acara dibuka dengan sambutan dari ketua MEC yang kemudian dilanjutkan dengan pengantar seminar yang disampaikan oleh Rachmad. Ia menceritakan tentang romantisme intelektualitas SH yang dihadapkan dengan penyakit yang menyebabkan kelumpuhan pada dirinya sehingga ia hanya bisa duduk dan tak berdaya di atas kursi roda.

Walaupun secara fisik demikian, Pikiran SH mampu menjelajahi semesta dan menghasilkan karya fenomenal yang bertengger di rak best seller selama 237 pekan dan telah diterjemahkan lebih dari 40 bahasa yang berjudul a Brief History of Time.

“Capaian tersebut juga merupakan sindiran bagi kita manusia yang normal karena pribadi ini (SH) mampu mencapai capaian itu (penelitan fenomenalnya) ketika pribadi ini menjalani hidup kurang-lebih 50 tahun diatas kursi roda. Barangkali jika itu dibandingkan capaian kita entah apapun itu, kita tidak akan bisa mengunggulinya,” ucap Rachmad.

Ai Mega kemudian melanjutkan lika-liku kehidupan SH dan karyanya. Penjelasan terkait latar belakang SH dan penyakit yang menyerangnya di umur 21 sehingga menyebabkannya tak berdaya secara fisik di atas kursi roda. Hal lain yang dijelaskan adalah tentang karya fenomenal SH yang berjudul a Brief History of Time yang sangat rumit namun mampu disajikan nyaris tanpa persamaan matematis.

Sisi unik lain dari SH yang banyak ditangkap oleh peserta adalah spiritualitas SH yang dalam karyanya seringkali mengesampingkan tuhan. berbagai statement nyentrik SH dikutip Ai Mega yang menyatakan bahwa ilmu filsafat adalah pelarian seseorang yang tidak mampu menurunkan persamaan matematis.

Terlepas dari itu, Ai Mega menjelaskan bahwa dia hanya memfokuskan diri pada gagasan brilian fisika SH dibanding spiritualitas dan gagasannya di bidang lain. Hal tersebut dikatakan Ai Mega ketika menjawab pertanyaan Taufik, salah seorang peserta dari prodi kimia.

Rachmad juga kembali mereview tentang SH yang mampu menjelajahi uni bahkan multiverse di atas kursi roda. SH bahkan terobsesi untuk mencari teori tentang segala sesuatu (Theory of Everything). Dengan teori ini, SH menyatakan bahwa kita mampu membaca pikiran tuhan. “obsesi Hawking sangat besar yaitu membaca pikiran tuhan, bukan membaca pikiran di chat-chat WA (Whatsapp),”canda Rachmad

 

Reporter: Sidratul Muntaha Id.

Redaktur: Ajid FM