Published on December 3, 2018
Lpmarena.com- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan colour run sebagai peringatan hari HIV/AIDS sedunia. Acara yang dihadiri Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan BKKBN Provinsi DIY ini mengusung tema “HIV-AIDS Jauhi Virusnya Bukan Orangnya”.
“Orang yang mengidap AIDS bukan orang yang harus kita jauhi, bukan dibully, justru harus kita beri support lebih,” ujar Muhammad Said Mansyur selaku ketua PKIM Lingkar Seroja ketika ditemui ARENA (Sabtu/01).
Ia memaparkan bahwa orang dengan HIV-AIDS (ODHA) tidak pantas diasingkan dengan alasan takut tertular. Karena penyakit ini hanya bisa menular melalui darah, cairan sperma dan cairan vagina. Bukan melalui keringat, gigitan nyamuk, berciuman atau sekedar berpelukan.
Novianto selaku pengelola program Komisi Penanggulangan HIV Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menghimbau masyarakat menjauhi virus HIV, bukan orang yang mengidap virus HIV.
“Mereka hanya membawa virus yang mudah menyerang kekebalan tubuh,” ujar Novianto kepada ARENA (Sabtu/01).
Ia menambahkan, HIV merupakan virus dengan penularan yang tidak begitu cepat seperti TBC atau hepatitis. HIV menular melalui kontak seksual. Ia mencontohkan kasus ibu rumah tangga yang tertular dari suami.
Penanggulangan HIV-AIDS bagi Kaum Muda
Dinas Kesehatan mencatat per-September 2018 bahwa terdapat 1.133 pengidap positif HIV-AIDS. Angka tertinggi ada pada usia muda produktif (17-29 tahun). Disusul kemudian dari kalangan ibu rumah tangga.
Melihat data ini, Novianto mengatakan sangat penting bagi kaum muda untuk mengetahui bagaimana penularan dan penanggulangan efektif HIV-AIDS.
Untuk itu Kementerian Kesehatan mencanangkan “3 Zero” sebagai penekan angka generasi muda yang menjadi korban HIV-AIDS. “3 Zero” yang pertama adalah tidak ada infeksi HIV, kemudian tidak ada kematian terkait AIDS, dan terakhir tidak ada stigma dan diskriminasi.
Novianto juga menjelaskan cara menanggulangi HIV, salah satunya dikenal istilah ABCDE. A (Abstinance) berarti tidak melakukan seks sebelum menikah. B (Be Faithful) yakni saling setia ketika sudah menikah dan tidak berganti-ganti pasangan. Kemudian C (Condom), menggunakan kondom untuk orang-orang yang berisiko tinggi seperti pekerja seks. D (Don’t use drugs), tidak menggunakan narkoba terutama narkoba suntik. Terakhir, E (Equipment) atau menggunakan peralatan steril dengan tidak bergantian menggunakan jarum suntik atau alat alat lain yang berhubungan dengan darah.
Colour Run dan Edukasi HIV-AIDS
Banyak cara untuk memperingati hari AIDS, salah satunya dengan colour run. Menggandeng banyak mahasiswa untuk peduli, meningkatkan pola hidup sehat, dan menghadirkan para praktisi ahli untuk mensosialisasikan lebih apa itu HIV-AIDS.
“Sangat berbahaya ketika mahasiswa membawa statemen negatif dan tidak memiliki bekal pengetahuan HIV-AIDS,” papar Muhammad Said Mansyur.
Dalam pandangan masyarakat, mahasiswa dianggap memiliki bekal pengetahuan yang cukup. Sehingga apa yang dipaparkan akan dipercaya. Maka penting bagi mahasiswa untuk meluruskan pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS.
Syahrul Nurul Iman, salah satu peserta colour run, mahasiswa UIN Suka Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah, menyambut psoitif acara ini. Ia mengaku mendapat pengetahuan baru terkait HIV-AIDS.
“Awal yang saya pahami, kan, HIV-AIDS ini hanya sekedar penyakit, rupanya disini dijelaskan cara pencegahannya,” ungkapnya (Sabtu/01).
Dina, peserta lainnya, mahasiswa pascasarjana Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, juga mengapresiasi acara ini. Ia mengatakan mendapat 80 persen pengetahuan tentang HIV-AIDS.
“Tadi ada narasumber dari dinas kesehatan, dari lainnya sudah dipromosikan kerugian HIV-AIDS seperti apa, ” imbuhnya.
Reporter: Magang, Rahmat
Redaktur: Fikriyatul Islami M