Lpmarena.com– Aksi #GejayanMemanggil jilid II berlangsung beberapa hari yang lalu. Untuk kedua kalinya massa aksi turun ke jalan. Para Demonstran memenuhi ruas jalan Laksda Adisucipto hingga ke jalan Gejayan untuk menyuarakan aspirasinya. Tuntutannya serupa dengan #GejayanMemanggil yang pertama. Seputar penolakan revisi UU KPK, RUU Pertanahan, RUU Minerba dan beberapa RUU yang dianggap bermasalah.
MASSA AKSI | Aksi 30 September itu tetap didominasi oleh mahasiswa dan beberapa masyarakat sipil. Yang berbeda adalah tambahan dari aliansi pelajar.
TUNTUTAN | Beragam cara dilakukan massa aksi untuk menyampaikan aspirasinya. Beberapa dari mereka menyuarakannya melalui poster dengan tulisan kreatif dan bernada satir ala generasi Z. Seorang demonstran mengangkat poster bertuliskan: “BAKAR SELINTING ‘DIHAKIMI’, BAKAR ‘SEHUTAN’, DILINDUNGI.”
PELAJAR | Berbeda dengan #GejayanMemanggil pertama, kali ini pelajar juga turut serta dalam barisan demonstran. Pelajar yang biasa berbaris ketika upacara bendera berlangsung, kini berganti berbaris di jalan Gejayan sambil bergandeng tangan dan mengumandangkan yel-yel “DPR asu, DPR asu, DPR asu”.
ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN|Jurnalis yang tergabung dalam AJI juga melalukan aksi seremonial dengan tidur beralaskan poster-poster bertuliskan: “Cabut status tersangka Dandhy” dan “Stop teror dan kriminalisasi terhadap jurnalis”. Aksi itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap kekerasan yang kerap menimpa jurnalis. Tercatat beberapa jurnalis seperti Vany Fitria, dari Narasi TV, dan Haris Prabowo, wartawan Tirto.id, pernah dikriminalisasi dan mendapat tindakan kekerasan dari aparat.
MENGAMATI | Aksi #GejayanMemanggil yang diinisiasi oleh Aliansi Rakyat Bergerak, berhasil menarik perhatian masyarakat Jogja dari berbagai elemen. Terlihat seorang juru parkir berumur uzur memperhatikan jalannya aksi.
CEMAS | Cemas tapi penasaran. Melihat massa aksi melintas di jalan Gejayan, beberapa pemilik toko memilih menutup separuh kedainya. Mereka memperhatikan jalannya aksi, sembari berjaga-jaga barangkali aksi tersebut berubah menjadi rusuh.
SAMA SESAK|Tak hanya jalan Gejayan yang dipenuhi pendemo. Salah satu gerai disekitarnya juga terlihat sesak oleh massa aksi yang hendak membeli minum, ataupun sekadar duduk menikmati sejuknya pendingin ruangan.
ENJOY|Seorang pedagang mie ayam yang biasa mangkal di jalan Gejayan menyeka piring, sembari melihat para demonstran berlalu-lalang. Beberpa demonstran menikmati jajanannya.
DIHILANGKAN|Nampak poster bergambar Munir Said Thalib ditempel pada terminal tiang listrik di jalan Gejayan. Munir dikenal sebagai aktivis HAM yang sengaja dibunuh karena sangat vokal dalam menyuarakan keadilan.
SEBELUM FINISH|Selepas massa aksi #GejayanMemanggil membubarkan diri, beberapa dari mereka masih sibuk mencorat-coret papan baliho di pertigaan Colombo. Coretan itu berisi tentang ujaran kekecewaannya terhadap aparatur negara dan para birokrat, dalam hal ini elite politik.
Fotografer: Firdan Haslih
Penulis: Firdan Haslih
Redaktur: Hedi