Lpmarena.com- Unit Kegiatan Mahasiswa Jamaan Cinema Mahasiswa (UKM JCM) mengadakan screening dan diskusi film berjudul Gowok: The Ins and Outs of Woman’s Body pada Sabtu malam (28/12). Film yang diputar di Parkiran Terpadu UIN Sunan Kalijaga ini mengangkat isu seksualitas yang masih tabu di realitas masyarakat saat ini.
Riski, asisten sutradara, menjelaskan bahwa film Gowok selain mengangkat tentang seks, juga mengangkat tentang hubungan heteronormatif laki-laki dan perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Hubungan heteronormatif yang dimaksud adalah adanya peran yang baku di setiap anggota keluarga, semisal laki-laki menjadi kepala keluarga, ibu mengurusi rumah tangga dan sebagainya.
Istilah ‘gowok’ sendiri merupakan profesi yang dijalankan perempuan untuk mempersiapkan laki-laki menghadapi kehidupan berumah tangga.
Gowok bercerita tentang seorang ayah yang ingin mengajari anak laki-lakinya menjalani kehidupan pasca pernikahan dengan lancar. Keinginan ayah tersebut muncul karena anak laki-lakinya tidak memahami seluk beluk tubuh wanita.
Sang Ayah lantas menyewa seorang ‘gowok’ (perempuan) untuk mengajarkan anak laki-lakinya tentang kehidupan rumah tangga, seks serta cara memperlakukan istri dan anak secara baik. “Film Gowok sendiri hanya fokus seksnya saja, karena masih relevan dengan isu-isu feminisme yang masih hangat akhir-akhir ini.” Tambah Riski.
Senada dengan Riski, Ahmad sebagai produser film Gowok menjelaskan tujuan film ialah untuk menangkap isu seksualitas yang masih tabu di era kini. Seperti halnya, isu seksualitas serta isu tradisional yang berkaitan dengan adat patriarki.
Adapun, frasa The Ins and Outs of Woman’s Body (Tentang Seluk Beluk Tubuh Wanita) dalam judul berarti bahwa film tersebut berusaha mengungkap stigmatisasi terhadap perempuan melalui fenomena ‘gowok’.
Ahmad kemudian memaparkan fenomena ‘gowok’ yang merupakan akulturasi budaya China. Kata ‘gowok’ sendiri berasal dari nama seorang wanita bernama Gowok Niang. Tradisi ‘gowok’ dimulai ketika seorang wanita melakukan praktik per-gowok-an kepada setiap pemuda yang sudah memasuki masa dewasa.
Seorang gowok menjadi fasilitator untuk mengajarkan pada laki-laki mengenai hal-hal rumah tangga, seperti hubungan seksual, pengenalan seluk beluk tubuh wanita, menghargai istri hingga menjaga emosi. Sehingga setelah melewati masa per-gowo-kan, mereka sudah punya label sebagai pria sejati yang siap berumah tangga.
Dalam sesi diskusi, Silvia sebagai salah satu penonton menanggapi penggambaran perempuan dalam film. Menurutnya film Gowok: The Ins and Outs of Woman’s Body hanya menonjolkan sisi fisik seorang perempuan. Sedangkan sisi dalam atau batin perempuan sendiri kurang disorot.
Riski lantas menanggapi bahwa film garapannya ingin menampilkan realitas yang ada mengenai stigma terhadap perempuan. “Karena ingin menggugat stigma perempuan yang hanya menjadi objek, bukan subjek,” pungkas Riski.
Reporter: Amalia Putri Afifah (Magang)
Redaktur: Muh. Sidratul Muntaha Idham