PBAK UIN Sunan Kalijaga 2020 dilaksanakan secara daring. Sementara, paket internet yang digunakan mahasiswa baru jadi tanggungan pribadi. Tidak ada subsidi dari kampus.
Lpmarena.com – Biaya paket internet selama mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan Sosialisasi Pembelajaran (Sospem) jadi tangungan mandiri Mahasiswa Baru (Maba). Tidak ada subsidi dari kampus.
Saat dimintai keterangan soal kemungkinan subsidi paket internet untuk Maba, Al-Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga, enggan memberi jawaban. ARENA diarahkan ke Wakil Rektor (WR) II bagian keuangan.
“Tapi, diskon-diskon kita itu sudah banyak sekali. Saya tidak hafal persisnya. Hampir bangkrut kita. Dan kita adalah Universitas termurah di dunia, ga ada yang lebih murah dari kita. Sampai akhirat mungkin,” jelas Makin sesaat sebelum memasuki mobil dan meninggalkan Gedung Convention Hall.
Sahiron, Wakil Rektor II juga menegaskan, tidak ada subsidi paket data bagi Maba untuk keperluan PBAK dan Sospem.
“Untuk mahasiswa baru tidak bisa [disubsidi-red]. Namun, Maba akan mendapat kuota setelah proses pendataan,” jelas Shiron, Wakil Rektor Bagian Keuangan dan Perencanaan.
Maba UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2020 mencapai 4000. Tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia. Faktor jaringan tak merata dan kuota internet, jadi salah satu kendala Maba mengikuti pengenalan budaya akdemik kampus secara daring.
PBAK dilangsungkan 30 September – 1 Oktober 2020, dengan menggunakan kanal Zoom, Google Meet dan YouTube. Kendati demikian, kondisi serba internet seperti ini tidak bersahabat bagi semua Maba.
Angga, mahasiswa asal Riau, harus menempuh jalan sejauh 30 kilometer untuk mendapatkan jaringan internet. Itu dilakukan Angga karena UIN Sunan Kalijaga mewajibkan Mahasiswa Baru (Maba) mengikuti proses Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) secara daring.
Area internet yang dituju Angga ada di kota. Perjalanan Angga ke area internet ditempuhnya dengan sepeda motor di atas jalan berkerikil. Karena kondisi nol internet, dia ketinggalan proses PBAK pada hari pertama.
“Rumah saya tidak ada jaringan sama sekali. Mulai dari proses pendaftaran sampai PBAK harus menumpang ke rumah temen di Kota,” jelas Angga melelui pesan WhatsApp.
“Di sini hanya bisa kartu Telkomsel, itupun sinyalnya ilang-ilang,” tambah Angga.
Naufal, mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, mengaku menghabiskan kurang lebih 3GB paket data perhari untuk PBAK.
Aini juga menghitung penggunaan paket data pada PBAK hari pertama sebanyak 1,5 GB untuk Zoom.
“Kalau setiap hari segitu, ya, agak berat. Itu dari pagi sampai selesai PBAK,” jelas Aini melalui pesan WhatsApp.
Jika dirata-rata, paket data yang dihabiskan selama dua hari PBAK kurang lebih 4GB. Ini belum termasuk Sosialisasi Pembelajaran (Sospem) yang juga akan dilaksanakan secara daring.
Sedang kendala jaringan seperti dialami Angga, belum dibicarakan lebih jauh oleh panitia. Muhammad Zuhud, sekertaris PBAK, hanya menyampaikan, apabila ada kendala macam susah sinyal atau kesulitan akses, maka Maba bisa menghubungi Penanggung Jawab (PJ) masing-masing. Selanjutnya akan disampaikan ke pihak rektorat.
Namun, terkait penggantian tugas bagi Maba yang tidak sempat mengikuti PBAK belum ada kejelasan. “Masih belum ada surat edaran untuk solusi-solusi tersebut,” jelas Zuhud.
Reporter: Atikah Nurul Ummah | Redaktur: Hedi