Oleh: Ofa Mudzhar*
Tiba-Tiba
Sebab pandemi, aku tak bisa berkeliling dunia
Tiba-tiba jadi mudah merindukanmu
Kali ini apa yang merongrongku?
Kesepian? Kesendirian? Kehampaan?
Kau benar-benar garong akan diriku, kehidupanku
Siapa yang bisa mengembalikan perasaan seperti semula?
Pada waktu kita tak pernah saling suka
Bermesraan, lontarkan gombalan-gombalan cinta
Bak sepasang merpati sedang kemelut asmara
Aku atau kamu?
Apakah aku harus menjadi rahib?
Kendati kasau yang telah kita bangun perlahan runtuh
Bilur cinta ini tak pernah lekang
Aku tetap memandangmu sebagaimana dulu
Terus mengagungkan namamu
Yang bertakhta hambir satu dasawarsa
Kau selalu kupuja, kuhina
Meski datang bergantian, maaf dan durjana
Aku selalu menerima
Berharap mujur pada kesekian kala
Ya, aku tak kunjung jengah
Meski mata terbeliak, akal berusaha menolak
Sarwa kebingungan, tak siap kehilangan
Diawal harus diingat terus, pertemuan adalah pangkal perpisahan
Madura, 2020
Hanya Asa
Benar nyatanya
Kau masih jadi pemenang
Rosarioku tetap berputar
Berdzikir atas namamu yang menimbulkan bunyi gelegar
Jeritan hati akan rindu yang tak kunjung pudar
Kasih! Apa kabar?
Lama ku panjat huruf-huruf namamu
Hampir dipucuk nyata
Kau retaskan segala
Padahal sudah ku renungi keremangan
Angan-angan yang kau hembuskan
Dari Nafasmu yang masih dapat aku cium
Permadani indah, ku persiapkan sudah
Untuk kita jelajahi dunia
Bersama
Seperti lalu
Saat kau berkata
“Aku suka, tapi aku tak bisa.”
“Begini saja kita.”
Dan aku meng-iya
Asa belaka
Jogjakarta, 2020
Kita Hanya Angan
Apakah kita terus begini?
Berlari kesana kemari
Bergandengan tangan dalam angan
Saat kita bangun
Sama-sama melepaskan
Kau takut dosa, aku lupa neraka
Karena hidup dalam dirimu
Aku seperti di surga
Madura, 2019
Selamat Ulang Tahun, Kamu!
Aku ingin berpuisi
Rangkai kata-kata untukmu
Tentang malam dan rindu
Asa kita bersama
Yang hampir terajut mesra, dan nyata
Dulu
Oh, sekarang hari ulang tahunmu?
Haruskah aku memberi ucapan?
Mungkin kau akan merasa terganggu
Maka kubiarkan seperti ini
Memuja hari kelahiranmu dengan kesendirian
Tenggelam dalam lautan kenangan
Hal biasa aku dibunuh rindu
Hal biasa aku ditusuk-tusuk ingatan tentangmu
Selamat ulang tahun, kamu!
Jogjakarta, 2019
Sedang Mengetik
Setiap kau menyapa
Selalu ada luka yang mulai terkelupas
Siram tanaman dengan darah duka lalu
Tuk tumbuhkan asa baru
Ah, pesanmu selalau saja begitu
Buatku termangu di ujung bilah pisau rindu
Tajamnya menghujam anganku, pilu
Dengan bara api cinta berkobar
Aku takut
Aku takut
Ingin berlama-lama
Namun yang dapat kurenungi hanyalah kata-kata
Detik-detik mulai berlalu saat tanganku sedang mengetik
Nyatanya aku cuma diam bertafakur di hadapan diksi
Hingga kau tiada
Sampai jumpa
Madura, 2018
*Seorang yang ingin merevisi nama di akta kelahirannya.