Home SASTRAPUISI Elegi Gadis Penjual Bunga

Elegi Gadis Penjual Bunga

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Oleh: Polanco S. Achri

ELEGI GADIS PENJUAL BUNGA

Sebelum mati seorang ibu berwasiat kepada anak gadisnya
bahwa bunga-bunga amat pandai memberikan umpama.
Anak gadis telah dewasa; jatuh cinta kepada pendeta muda
yang menolak segala bunga-bunga, selain bunga padma.

(2019)

CATATAN PEMUDA PENGEMBARA
KALA SINGGAH DI SEBUAH KUIL KECIL

Kepada pendeta muda bertanya alasan yang menjadi mula;
dijawablah di depan mata jelas tergambar riwayat purba:
Kelinci putih meloncat ke bara api guna menolong sesama;
seorang paman lindungi meski terhujam pedang di dada!

(2019)

HUJAN AMAT DERAS, DAN TIADA PEDULI
PADA APA-APA YANG TERJADI DI BUMI

Ada yang berjanji temani istri melahirkan anak yang dinanti,
dan tiada bisa kembali sebab korbankan diri lindungi kawan.
Ada seorang yang kehilangan satu tangan dan juga satu kaki,
setelah menikam tajam pedang di tengah-tengah dada lawan.

(2019)

ELEGI LELAKI TUA YANG KEHILANGAN
SATU TANGAN KANAN DAN SATU KAKI KIRI

Ah! ada samar wajah rembulan di langit yang menjelang senja;
anak gadis semata wayang sudah pulang dari berjualan bunga.
Alangkah indah benang pancing terkena sinar dipandang mata;
kilau senjata hanya pandai gores luka dan gelisah dalam jiwa!

(2019—2021)

SURAT DARI GADIS PENJUAL BUNGA
UNTUK NONA MUDA BERPIPI KEMERAHAN
PELANTUNKAN ELEGI

Dendam atas kematian ibu buat ayah sahaya turut peperangan;
ada kejadian sadarkan bahwa yang dilakukan bukanlah jawaban.
Ayah sahaya mohonkan nona muda berkenan lantunkan elegi,
agar prajurit muda dan siapa sahaja tiada benci dan rela ampuni.

(2019—2021)

Polanco S. Achri lahir di Yogyakarta, Juli 1998; dan tinggal-menetap di Yogyakarta pula. Seorang lulusan jurusan sastra dan seorang pengajar di sebuah sekolah menengah kejuruan. Menulis sajak, cerpen, dan esai-esai pendek. Dapat dihubungi di FB: Polanco Surya Achri dan/atau di Instagram: polanco_achri

Ilustrasi: Bisma Aly Hakim