Home BERITA Kampung Miskin Kota di Balik Bingkai Media

Kampung Miskin Kota di Balik Bingkai Media

by lpm_arena

Lpmarena.com – Kampung miskin kota acapkali dipandang sebagai sarang penyakit, tempat yang tak pantas dihuni, bahkan penyebab banjir yang terjadi di Ibukota, Jakarta. Berita kekumuhan selalu menjadi fokus utama pemberitaan media mainstream; stigma kotor mendapat pembenaran dan rakyat miskin kota semakin tersisihkan.

Akibat pemberitaan media yang seperti itu, saat isu penggusuran mencuat, kampung yang digambarkan kumuh oleh media, kemudian dianggap layak digusur untuk pembangunan rumah susun.

“Tentang pemberitaan penggusuran, media suka lupa terhadap miskin kota yang sudah lebih lama tinggal dan lebih memihak kepada penggusur,” jelas Eny Rochayati, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta dalam diskusi bertajuk Jurnalisme Indonesia: Untuk Siapa Dia Bekerja? Kamis (3/6).

Padahal, menurut Eny, di balik kekumuhan yang digambarkan berita, banyak potensi-potensi yang dapat digali. Salah satunya terbentuknya koperasi, selain untuk meningkatkan ekonomi anggota dan masyarakat sekitar, juga menjadi wadah bagi mereka untuk mengubah kebijakan pemerintah. Koperasi menjadi alat untuk mengorganisasi masyarakat.

Contohnya kebijakan rumah susun. Mereka menolak kebijakan tersebut dengan membuat konsep penataan kampung.

Tak hanya itu, Eny menjelaskan bahwa koperasi tersebut juga membantu warga untuk mendapatkan izin pembangunan, pedagang kaki lima untuk mendapatkan izin usaha dan para pengemudi becak agar tetap bisa beroperasi.

“Di media massa, becak dianggap kendaraan tak layak dan penyebab kemacetan di Jakarta. Padahal mereka tahu para pengemudi becak sudah tua-tua, sulit untuk berubah pekerjaan. Jadi, kami membantu mereka untuk tetap bisa bekerja di tempat-tempat tertentu,” ungkap Eny.

Eny juga bercerita kampung miskin kota sudah membuat proyek biogas, mendaur ulang sampah menjadi kompos cair dan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas warga. Salah satunya, membentuk Komunitas Kampung Kota Merekam yang di dalamnya, para pemuda dilatih untuk menulis. Harapannya mereka bisa mengarang tulisan tentang kampung-kampung miskin kota guna menepis pemberitaan yang miring.

“Kami miskin kota tidak punya modal apa-apa. Kami miskin, tapi tak mau dipandang bodoh,” jelas Eny.

Reporter Ofa Mudzhar | Redaktur Sidra Muntaha | Sumber Foto Axel Drainville (Flickr)