Lpmarena.com – “Tantangan terbesar wartawan dalam meliput kasus kekerasan seksual adalah menerima informasi dari polisi secara mentah tanpa ada penelusuran lebih mendalam,” kata Evi Mariani dalam diskusi daring yang diadakan oleh Cakra Wikara Indonesia bersama Project Multatuli melalui Instagram, Kamis(4/11).
Evi juga menyampaikan wartawan seharusnya mempunyai kesadaran akan zaman. Cara tradisional, tidak berperspektif korban seharusnya tidak lagi dipakai dalam meliput kasus kekerasan seksual. Wartawan harus bisa mendengar. Menurut Evi, dalam meliput kekerasan harus pandai bertanya. “Nggak bisa nanyanya itu kaya polisi nanya,” ujarnya.
Selain itu, wartawan yang meliput kekerasan seksual memiliki tanggung jawab moral lebih besar terhadap korban. Wartawan yang memutuskan menulis kasus kekerasan seksual harus siap dengan segala konsekuensinya, “Termasuk (risiko) mental health kita,” tambah Evi selaku Pemimpin Umum Project Multatuli.
Evi menyebut dirinya pernah mengalami stres ringan dan perasaan. Perasaan serupa tidak hanya dialami Evi, tapi juga pembaca. Evi mengatakan ada beberapa orang yang tidak berani membaca laporan Project Multatuli tentang kasus kekerasan seksual di Luwu Timur. “Ada beberapa juga yang membaca sedikit, tapi tidak kuat untuk menyelesaikannya,” tambahnya.
Laporan yang berjudul Tiga Anak Saya Diperkosa, Saya Lapor Polisi. Polisi Menghentikan Penyelidikan itu membahas tentang bagaimana seorang bapak memperkosa tiga anak kandungnya di Luwu Timur. Selain memuat soal kekerasan seksual, Evi juga mengaku liputan tersebut ditujukan untuk instansi polisi yang tidak memiliki perspektif korban.
Dalam kasus kekerasan seksual wartawan tidak boleh netral, demikian ujar Evi. Iamenegaskan bahwa semua wartawan harus bekerja untuk menghentikan kekerasan seksual di muka bumi ini, yakni dengan cara menghentikan impunitas. Dengan berpihak pada korban, wartawan sudah melakukan kewajibannya sebagai warga negara yaitu untuk menegakkan keadilan. Karena jika berpihak pada pelaku, maka akan semakin timbul kesenjangan.
“Sekalipun korban berbohong, maka itu tidak jadi masalah buat kita. Tapi ketika memihak pelaku, justru itu akan menimbulkan persoalan besar,” tegas Evi.
Reporter Ahmad Zubaidi | Redaktur Sidra Muntaha