Lpmarena.com-Aliansi Rakyat Bergerak melakukan long march dari Bundaran Universitas Gajah Mada menuju Tugu Yogyakarta, Kamis (21/04). Mereka menuntut pemerintah turunkan harga kebutuhan pokok.
Aksi ini mengundang seluruh elemen masyarakat Yogyakarta menyuarakan keresahannya lantaran kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Diantara empat belas tuntutan, terdapat tiga tuntutan yang disoroti.
“Tuntutan pokok, soal gagalkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), kelangkaan minyak goreng, dan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN),” ungkap Humas ARB, yang enggan disebutkan namanya.
Tiga tuntutan tersebut dilayangkan mengingat belum surutnya masa pandemi dan mendekati hari lebaran. Hal ini akan semakin menyengsarakan rakyat. Humas ARB menyatakan bahwa harga BBM dan minyak goreng adalah persoalan kebutuhan pokok sehari-hari.
Selain itu, dalam aksi tersebut juga menggugat adanya wacana kenaikan PPN, mengingat mayoritas perputaran ekonomi di Indonesia diakibatkan oleh konsumsi dalam negeri.
“Artinya, konsumsi masyarakatlah yang menggerakkan roda ekonomi. Apabila PPN naik, itu akan memberatkan masyarakat,” terangnya pada ARENA di sela aksi.
Selain itu, PPN naik karena pemerintah berasumsi Indonesia berada di kondisi normal layaknya sebelum pandemi. Namun realitanya, pandemi memicu ketidakstabilan ekonomi rakyat.
“Kami merasa ini tidak fair, pun kalau harus dinaikkan tidak saat ini,” ujar Humas ARB.
Dalam kajian yang dilakukan ARB, kenaikan PPN akan berdampak terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah yang ekonominya bergantung pada internal negara.
Dengan aksi ini, massa aksi berharap masyarakat sadar bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah bersama dan semuanya terdampak.
“Ayo bersolidaritas dalam mengkritisi pemerintah dan aktif bersuara karena kebebasan berpenapat harus selalu dijunjung,” pungkasnya.
Reporter Ahmad Zubaidi | Redaktur Aulia Iqlima V | Fotografer Selo Rasyd S