“Kami masih konsisten menolak tambang, untuk menjaga kelestarian anak-cucu kita,” tegas Sudiman, Ketua Gempadewa dalam peresmian patung berbentuk tangan mengepal dan tegak lurus. Patung tersebut merupakan lambang penolakan Warga Wadas terhadap upaya penambangan batu andesit.
Senada dengan Sudiman, Siswanto salah satu warga Wadas menyatakan penolakannya juga,”Patung ini kami buat sebagai tanda bahwa kami terus berjuang untuk menolak rencana pertambangan itu.”
Peresmian patung merupakan satu dari rentetan acara yang bertajuk “Menolak Lupa Represi dan Kedzaliman Negara”, Rabu (08/02). Warga Wadas menggelar acara tersebut untuk memperingati setahun pengepungan aparat yang meninggalkan trauma mendalam.
Acara dimulai dengan mujahadah lalu long march mengelilingi Wadas. Dilanjutkan dengan rentetan kegiatan lain, yakni peresmian Tugu Wadas Melawan dan pameran yang diadakan sampai Jumat (10/02).
Selain itu, tepat di depan Tugu Perlawanan, warga menggelar pasar solidaritas yang menjual hasil tanahnya, berupa buah-buahan, sayur mayur, dan berbagai bumbu dapur. Pasar ini diadakan untuk mematahkan kabar di luar yang menyatakan bahwa tanah Wadas tandus sehingga layak ditambang. Padahal nyatanya, tanah Wadas sangat subur dan gembur.
Dengan adanya acara ini, Gempadewa berharap masyarakat juga turut menyuarakan perjuangan warga yang menolak penambangan andesit di Wadas.
Reporter Atikah Nurul Ummah | Redaktur Musyarrafah