Home BERITA Sekolah Independen Kaum Tani: Membentuk Petani yang Berdaya

Sekolah Independen Kaum Tani: Membentuk Petani yang Berdaya

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com – Sekolah Independen Kaum Tani (SEIKAT) menutup kelas tani yang sudah berjalan hampir setahun dengan memanen padi dan wiwitan di Tanjungharjo, Kulonprogo, Sabtu (27/05). SEIKAT dibentuk oleh pemuda dan organisasi pertanian untuk memberdayakan masyarakat terhadap budidaya padi sebagai bahan pangan.

Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan tata kelola bertani, tetapi juga materi yang inovatif, seperti menanam padi di polybag dan cara memanfaatkan pekarangan rumah bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan luas. Tak hanya itu, materi analisis sosial dan manajemen organisasi pertanian pun diajarkan di sekolah ini. Tujuannya untuk melahirkan kader petani yang berdaya.

“Harapannya ke depan lebih baik dengan melahirkan generasi-generasi yang lebih hebat dan akan merakyat di daerahnya masing-masing,” ujar Dwi Prasetya selaku panitia pelaksana kegiatan SEIKAT.

Diadakannya sekolah bertani untuk mengatasi permasalahan krisis petani muda di Indonesia. Sudiyana, salah satu anggota STP Margo Rukun memaparkan bahwa SEIKAT lebih bermanfaat jika diikuti anak muda. Hal itu dikarenakan regenerasi budidaya padi harus terus dilakukan agar Indonesia tidak kekurangan bahan pangan. 

“Jika nanti anak muda tidak ada yang nerusin kegiatan budidaya tanaman padi, lama kelamaan padi akan habis,” paparnya saat ditemui ARENA.

Berbagai peserta dengan latar belakang berbeda dapat mengikuti kegiatan ini. Sebanyak 40 peserta hadir, terdiri dari mahasiswa, kelompok tani, dan organisasi pemuda. Isadin, salah satu peserta yang berasal dari Aceh menyebut kegiatan SEIKAT sangat bermanfaat bagi anak muda.  

“Dari serangkaian acara dampaknya positif apalagi untuk para pemuda pemudi yang saat ini ada rasa malas untuk bertani. Berbagai wawasan yang disampaikan cukup menarik sehingga bisa memotivasi pemuda dan pemudi,” kata Isadin.

Isadin juga melihat adanya masalah pertanian yang sama di Jogja dan di daerah asalnya. Para petani kesulitan untuk  memasarkan padi dan hasil tani lainnya. Di samping itu, harga produksi meningkat tajam, sedangkan harga panen menurun. Isadin berharap, kedepannya SEIKAT  dapat memiliki koperasi yang  bisa mengembangkan petani menjadi lebih potensial.

Kegiatan ini difasilitasi oleh kelompok tani STP Margo Rukun berupa lahan untuk praktik bertani serta pemaparan materi. Harapannya para petani muda mampu melanjutkan pertanian di Indonesia.

Reporter: Elang Mahardika | Redaktur: Maria Al-Zahra