Putih namun Gelap
wajah lesu dibalik jendela
tetap tenggelam
menyapu angin malam
tak dihiraukannya air hujan
ditutupkannya sinar rembulan
hanya duduk berdua
dengan kesunyian
berputar, menular, berakar
distorsi ruang/waktu
menari tanpa kenal
berlayar tanpa kapal
bertindak tanpa akal
apa aku
siapa dia
mengapa kita
bagaimana kalian
di mana mereka
hanya ada satu tanpa titik
Harta Warisan
iman hanya seharga kertas dan pena
berisi luka pada setiap goresannya
berjalan beriring doa orang tua
berlari menghadap diri yang mendua
relief di wajah palsu
diukir oleh tangan pendahulu
airnya sekeruh money
hitam terang dengan hiasan warna-warni
Dalam Telinga
Anjing, tolol, bangsat
Semua kata berbentuk pujian
Suaranya terdengar bising
Namun maknanya tidak pula demikian
Ada yang berjalan
dengan kaki terikat
Ada pula yang menikam
diri setiap hari
Tapi apalah tubuh
bila tidak bisa menghendaki
Semua vibrasi kasar
terdengar indah
Meski:
Tiada daya untuknya didengar baik
Meski:
Tidak pula dianggap-Nya benar
Tapi bunyi tetaplah bunyi
meski diulang seribu kali
Surat untuk Tuhan yang Sedang Menari
hari indah ditutup dengan “?”
berdiam dan terpana
pada sela-sela imaji
di rongga diri
seakan berkata:
“pergilah dan taati”
ungkapan dan tafsiran terus berpindah tangan
atas nama Tuhan yang saling menunjuk
terpaku pada rasa yang disangka abadi
namun lupa bagaimana cara menjadi diri
apakah aku
berselimutkan teka-teki
kaku dan sudah tak segar lagi
Tempurung Kelapa
Waktu.
Apa yang kau nanti?
Ruang.
Apa yang kau cari?
Kelopak.
Apa yang indah?
Langit.
Siapa yang kau duduki?
Tubuh.
Sudah lah kau diam saja!
Kata Hantu
langkah kaki di atas kepala menginjak
batu-batu kecil sambil menyapa
sesuatu yang tidak ada
diurai-nya luka demi luka
jari demi jari
hingga tak ada lagi arti
semu hanya kata
diam yang hakiki
menghirup asap penderitan
berisi nyanyian, pujian, sholawatan, angan, kematian
kematian
kematian.
Fauzi pengangguran lahiran 2003 yang menjalani hidup dengan tenang dan sering mengklaim diri sebagai Filsuf Magang. Sehari-hari diisi dengan part time menjadi penggembala di ARENA
Ilustrator Bisma Aly Hakim | Editor Selo Rasyd Suyudi