Home BERITA Menilik Persoalan Kemacetan di Jalan Sapen

Menilik Persoalan Kemacetan di Jalan Sapen

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com – Kemacetan kendaraan kerap terjadi di Jalan Bimo Kurdo, Sapen, Kelurahan Caturtunggal, Yogyakarta. Mobilitas kendaraan yang melintas di Jalan Sapen memang terbilang padat, mengingat di sana ada banyak gerai, warung, dan salah satu sekolah dasar (SD) terbaik di Yogyakarta, SD Muhammadiyah Sapen, serta dekat dengan UIN Sunan Kalijaga.

Marsya, seorang mahasiswi UIN Suka yang berdomisili di Sapen, mengatakan bahwa kemacetan di Sapen mengganggu aktivitasnya, terutama saat berangkat kuliah. Meskipun kosnya terbilang dekat dengan kampus, ia mengaku tidak bisa bersantai-santai jika mau berangkat.

“Kalau saya pribadi emang harus siap-siap dulu seperti mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh, karena juga melihat kondisi jalan depan kos yang sering macet,” ucapnya saat diwawancarai ARENA. Menurut Marsya, kemacetan di Sapen ini biasanya terjadi di jam-jam efektif mahasiswa.

Sementara itu, Muchsin, petugas keamanan SD Muhammadiyah Sapen, juga mengakui adanya kemacetan di Sapen. Hanya saja ia menggarisbawahi bahwa kemacetan hanya terjadi di waktu-waktu tertentu saja, yaitu pagi dan siang di jam-jam keberangkatan dan kepulangan murid SD Muhammadiyah Sapen.

Kemacetan sendiri terjadi karena kebanyakan transportasi yang dipakai mengantar siswa adalah mobil. Sehingga, di waktu-waktu seperti yang dimaksud Muchsin, mobil-mobil wali murid mengular panjang di sepanjang Jalan Sapen.

“Tetapi walaupun macet kita (para petugas keamanan, Red.) tetap ada di pos-pos jalan yang sekiranya perlu dijaga. Jadi meskipun macet keadaan jalan tetap kondusif,” ucap Muchsin kepada ARENA.

Muchsin mengatakan bahwa persoalan kemacetan ini sudah berjalan lama. Pihak sekolah dan masyarakat sudah saling mengerti, sehingga aman-aman saja. Artinya kemacetan tak terlalu dipersoalkan. Apalagi, menurut Muchsin, ada agenda perkumpulan juga antara sekolah dan pihak perangkat desa. 

Dian Sukri, selaku perangkat kelurahan Caturtunggal, mengonfirmasi bahwa memang ada perkumpulan antara pihak warga dan pihak sekolah. Salah satu kesepakatan yang dihasilkan adalah penerapan sistem satu arah (one way) saat mengantar atau menjemput murid SD Muhammadiyah Sapen.

Sementara itu, Fiqi, salah satu wali kelas di SD Muhammadiyah Sapen, menyampaikan kemacetan di Sapen belakangan ini memang terbilang agak parah. Tetapi bukan berarti tidak ada usaha dan solusi yang ditawarkan pihak sekolah.

Menurut Fiqi, selain berdiskusi dengan pihak desa sebagaimana dikatakan Dian, pihak sekolah juga mengadakan rapat yang salah satunya membahas tentang kemacetan. Dari rapat itu, keluar surat edaran untuk wali murid yang menganjurkan untuk memakai motor.

”Baru-baru ini dari pihak SD juga menambah memaksimalkan kerja petugas yang ngamanin jalan dengan menambah tenaga kerja. Tidak hanya itu, sistem penerapan jam pulang per kelas juga dibedakan supaya dapat meminimalisir kemacetan ini,” tuturnya kepada ARENA.

Dalam pantauan ARENA, sistem satu jalur sendiri sudah diterapkan saat pagi dan siang, meskipun tidak berjalan sepenuhnya. Karenanya kemacetan di Sapen masih susah dihindari. Apalagi, sebagaimana kata Dian Sukri, jalan Sapen memang terlalu sempit untuk mobilitas yang padat.

“… Volume kendaraan besar yang melintasi jalan ini begitu tinggi. Apalagi ya ini juga salah satu sekolah elit dan favorit di Yogyakarta,” tutur Dian.

Reporter Bachtiar Yusuf (Magang) | Redaktur: Mas Ahmad Zamzama N.