Home BERITA Minimnya Lahan Parkir Bagi Mahasiswa FSH dan FITK

Minimnya Lahan Parkir Bagi Mahasiswa FSH dan FITK

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com –Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) serta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga mengeluhkan minimnya lahan parkir. Bertambahnya jumlah mahasiswa yang diterima UIN tiap tahun beriringan  dengan naiknya jumlah kendaraan bermotor. Sayangnya lahan parkir untuk mahasiswa tidak pernah diperluas atau diperlebar.

Ahmad Muhaimin, salah satu mahasiswa FSH menyayangkan kebijakan kampus yang menerima banyak mahasiswa, tapi sarana yang disediakan belum  memadai.

“Dari sekian ribu mahasiswa yang membayar UKT dengan rata-ratanya menurut saya sekitar 4-5 juta itu seharusnya cukup untuk memperluas lahan parkir. Kalau lahannya parkirnya kurang, kan masih bisa dibuat dua lantai,” ungkap Ahmad saat diwawancarai ARENA.

Minimnya lahan parkir, lanjut Ahmad, membuat parkiran kendaraan berantakan dan menumpuk. Tak jarang berdampak pada kerusakan kendaraan.

‘’Lahannya sempit, apalagi pas jam-jam kuliah siang sampai sore,” keluh Ahmad. “Helm saya rusak lecet, terus motor juga lecet karena motor-motor orang terlalu maksa parkir di sebelah, terus banyak juga motor yang asal parkir aja yang penting teduh’’.

Mochammad Ridho, sebagai mahasiswa FSH memaparkan penggunaan jalan antar fakultas sampai digunakan sebagai parkiran kendaraan. Hal ini merupakan imbas dari minimnya lahan parkir.

“Lahan parkir yang di SAINTEK itu orang pada malas parkir di sana. Satu, tidak rapi. Kedua juga overload sudah penuh dan ketiga terlalu jauh jaraknya ketika harus parkir yang di belakang,” papar Ridho.

Menurut Ridho beberapa mahasiswa terpaksa memarkirkan kendaraannya di depan TK/RA yang berada di depan FSH lantaran minimnya lahan parkir. Padahal di tempat tersebut terdapat tanda dilarang parkir.

Diyah Ayu, sebagai mahasiswi FITK mengeluhkan fasilitas sarana parkir bagi mahasiswa. Jika pun ada terlalu sempit dan kecil bagi mahasiswa.

“Belum puaslah intinya, masih kurang tempatnya, tempatnya juga sempit,” keluh Diah.

Suswini, Kasubag Tata Usaha dan Rumah Tangga malah menanggapi keluhan mahasiswa dengan solusi untuk parkir di lembah, yaitu di sport center. Sedangkan sport center berada ujung selatan kampus timur yang jauh dengan gedung-gedung fakultas.

“Sebenarnya ada, kita punya kantong parkir di lembah, di sport center. Nah itu banyak yang kosong, banyak ruang-ruang kosong yang memang bisa dipergunakan. Hanya mungkin mahasiswa kalau di taruh di sana (parkir di lembah) kejauhan, males jalan,’’ jelas Suswini.

Padahal Ahmad menjelaskan alasan mahasiswa enggan parkir kendaraan jauh dari fakultas, karena belajar di kelas dengan kondisi yang nyaman. Parkiran yang jauh membuat mahasiswa harus berjalan kaki lebih jauh kemudian berkeringat, hingga belajar di kelas tidak nyaman.

“Dari parkiran itu sendiri kita masih jalan kaki sampai naik tangga lantai 3-4, naik tangga sendiri aja sudah cape kan. Jogja juga lagi panas-panasnya gini, masa iya kita udah rapi wangi dari kos, sampai kelas bau dan keringetan. Rata-rata orang dikasih pilihan antara jauh dan dekat juga mereka milih yang terdekat dong,” papar Ahmad.

Radiman, selaku Kepala Bagian Biro Administrasi Umum dan Keuangan menjelaskan, saat ini pihak kampus sedang mengupayakan adanya penambahan area parkir. Nantinya area parkir yang baru akan berada di sebelah utara gedung Convention Hall (CH).

“Kita mengupayakan ada penambahan area parkir yang di utara CH itu bisa dipakai bersama. Kita sekarang berupaya meningkatkan yang tadinya tanah, kita upayakan dipaving. Jadi dari pimpinan dalam hal ini memberikan ruang parkir yang memadai, tapi harus ada proses,” jelas Radiman.

Ridho berharap bukan hanya perluasan lahan parkir, tapi juga adanya tukang parkir yang mengatur parkir kendaraan.

“Parkirnya nggak diatur, jadi chaos. Kalau mau keluar nggak bisa, mau masuk juga nggak bisa, jadi dibenerin sendiri. Padahal kita udah bayar UKT mahal-mahal itu sekaligus jadi tukang parkir,” pungkas Ridho.

Reporter Syifa Nurhidayah (magang) | Redaktur Maria Al-Zahra