Lpmarena.com-Biennale Yogyakarta melalui Asana Bina Seni menggelar pameran dengan tema “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngerumat Bumi” di Padukuhan Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pameran digelar di desa sebagai pembuka kedekatan antara seniman dengan masyarakat.
Risang Panji Kumoro, salah seorang seniman pada pameran tersebut mengungkapkan bahwa kebanyakan seniman sekarang terlalu idealis dan jauh dari masyarakat, padahal kesenian itu sederhana dan dekat dengan masyarakat. Banyak hal sederhana yang bisa menjadi karya seni.
“Dari masyarakat kita belajar banyak hal kesederhanaan, dari kesederhanaan itu bisa jadi sesuatu yang mahal,” ungkapnya.
Senada dengan Risang, Ripase Nostanta Purba, kurator pada pameran ini merasa tertantang dengan konsep pameran di ruang terbuka. Pasalnya, ia sudah terbiasa dengan white cube, ruang dimana karya seni ditempelkan saja sudah menjadi pameran.
Sebagai akademisi, Ripase juga masih memandang seni sebagai hal yang eksklusif. Pada kenyataannya, seni merupakan hal sederhana yang dapat dijumpai di berbagai lapisan masyarakat.
“Ketika sampai disini, oh kesenian itu ternyata dekat dengan kita, kesenian itu tidak perlu repot-repot,” ungkapnya dalam konferensi pers di Joglo Pringgo Wiyono, Panggungharjo, Selasa (19/08).
Bangkit Sholahudin, dukuh Sawit menyampaikan bahwa Desa Panggungharjo memiliki predikat Desa Mandiri Budaya, tetapi kesenian di desa tersebut tidak bisa terangkat, sehingga kian hari kian memudar. Adanya pameran yang digelar di desa ini mampu membuat masyarakat terbuka dan menerima seni sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.
“Hal-hal yang menurut mereka itu bukan seni, kini menjadi satu hal yang hari ini mereka sebut sebagai kesenian, kesenian dalam kehidupan,” jelasnya.
Pameran akan digelar hingga tanggal 30 Agustus dengan melibatkan 15 seniman. Selain pameran, terdapat beberapa rangkaian acara seperti Tour Kuratorial, Workshop, Bazar, Pentas Seni, Lapak Baca, Jalan Sehat, dan Screening Film. Ini merupakan pameran Asana Bina Seni yang pertama kali digelar di ruang hidup masyarakat.
Kerja sama antara Desa Panggungharjo dengan Biennale Yogyakarta diharapkan dapat lestari, juga memberikan timbal balik yang baik terhadap seniman dan masyarakat.
Reporter Syifa Nurhidayah | Redaktur Niswatin Hilma