Lpmarena.com– Mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam (FUPI) menyayangkan pengelolaan ruang publik di FUPI yang kurang maksimal. Pihak fakultas yang seharusnya bertanggung jawab atas fasilitas publik untuk kepentingan mahasiswa, belum menampakan upayanya dalam menyediakan fasilitas yang sesuai.
Destia Nur Mahmuda, salah satu mahasiswi FUPI, menyoroti pengelolaan fasilitas publik yang masih kurang memadai pada masalah keterbatasan daya tampung mushola. Destia mengeluhkan masalah mushola yang terbatas ini membuatnya terpaksa lebih memilih untuk melaksanakan sholat di tempat lain kecuali memang jika dalam kondisi yang mendesak saja.
“Kan kita sebagai perempuan butuh tempat yang mendukung kita untuk menjaga aurat juga, makanya saya sebisa mungkin nggak (sholat) di sini, mending sholat di luar atau di masjid UIN saja,” ujar Destia saat diwawancarai ARENA pada kamis (24/10).
Dalam permasalahan fasilitas, Destia berharap aspek perempuan dapat lebih diperhatikan lagi. Menurutnya hak perempuan harus diprioritaskan dalam ketersediaan fasilitas mushola yang ramah perempuan. Hal tersebut dikarenakan perempuan membutuhkan tempat yang tertutup untuk menjaga auratnya. Ia menyarankan setidaknya terdapat sekat yang memisahkan wilayah antara laki-laki dan perempuan di mushola.
Senada dengan hal itu, Resha Husein Lutfhi, mahasiswa FUPI, juga mengusulkan fakultas untuk dapat menambah fasilitas lain pada tempat yang masih bisa digunakan. Menurutnya, seharusnya pihak fakultas bisa memanfaatkan lebih baik tempat yang ada. Seperti pada gudang di ujung lantai 3 FUPI, menurutnya fakultas bisa mengalihfungsikannya menjadi tempat yang lebih bermanfaat seperti mushola atau reading corner.
“Ini kok gudang ada di ruang terbuka, seharusnya kan gudang itu di tempat yang tertutup dan tidak terpakai,” ujar Resha.
Munawar Ahmad, Wakil Dekan Bidang Administrasi FUPI, menanggapi bahwasanya memang terdapat keterbatasan untuk menambah beberapa fasilitas di FUPI. Ia menjelaskan keterbatasan tersebut dikarenakan adanya rencana penambahan beberapa kelas dan penambahan ruang kerja baru untuk kedepannya.
“Kita nyari tempat bikin mushola di ruangan gak bisa, sebab sudah habis terpakai semua,” ungkap Munawar.
Namun begitu, Munawar justru berujar agar tidak perlu khawatir dengan pengelolaan fasilitas, sebab saat ini pihak universitas sedang mengupayakan program beautifikasi untuk membenahi ruang publik yang sudah tidak layak. Padahal program itu hanya dikerjakan tanpa mengubah bentuk gedung dengan memanfaatkan ruang-ruang yang kosong.
Lanjut Munawar, sudah terdapat rencana menambahkan mushola di lantai 3 dan di lantai 4 FUPI. Saat ini pihaknya sedang bernegosiasi dengan pihak Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) untuk dapat memakai selasar antara FUPI dan FDK sebagai tempat tambahan mushola. Sementara untuk gudang di lantai 3 FUPI, Munawar mengungkapkan bahwa gudang tersebut sedang direncanakan untuk dapat diubah menjadi ruang kerja kepala prodi baru.
“Kita maksimalkan seluruh ruang yang ada ini untuk ruang kelas atau ruang kaprodi,” jelas Munawar.
Akan tetapi, meskipun dalam harapannya bisa untuk segera direalisasikan, Munawar beranggapan rencana ini sangat bergantung pada pihak universitas sendiri. Ia menjelaskan, pihak fakultas hanya bisa merancang rencananya, namun dalam pengelolaan dana dan pelaksanaannya tetap menjadi hak universitas.
Reporter Ilham Khairun (magang) | Redaktur Ghulam Ribath