Home BERITA Parkiran FUPI dan FDK Membludak, Satpam Kewalahan

Parkiran FUPI dan FDK Membludak, Satpam Kewalahan

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com – Lahan parkir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) yang menyatu dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) membludak. Lebih dari 400 motor keluar masuk setiap harinya sejak pagi sampai sore, hingga menyebabkan satpam kewalahan mengatur parkir. Hal ini terjadi karena bertambahnya kuota mahasiswa baru setiap tahun, sedangkan tidak ada perluasan lahan parkir.

Parkiran yang membentang dari belakang gedung FUPI sampai belakang kantin FDK hanya diberi dua penjagaan, satu dari satpam tetap dan satu lagi dari satpam outsourcing. Poniman, salah satu satpam di FUPI dan FDK mengatakan bahwa parkiran sudah membludak sejak ia pertama kali menjadi pekerja di UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2005. 

“Sejak saya masuk sini (UIN) sudah penuh mbak. Ramenya pas pelajaran aktif, kalau UTS baru sepi,” papar Poniman.

Minimnya satpam yang berjaga di parkiran fakultas membuat Poniman dan satpam lainnya kurang pengawasan. Selain menjaga keamanan motor, satpam juga membantu mahasiswa memarkirkan motor agar rapi dan tidak mengganggu jalan.

“Harusnya tukang parkir itukan lebih banyak, jadinya lebih baik. Jadi kalau dari segi keamanan lebih maksimal. Sini (FUPI dan FDK) dikasih empat cukup,” jelas Poniman saat diwawancarai ARENA pada (22/10).  

Ilham Hafiz Hakim, seorang mahasiswa FUPI menjadi korban akibat parkiran yang penuh.  Spakbor belakang motornya patah karena tersenggol oleh mahasiswa lain yang ingin memarkirkan motor pada Jum’at (04/10).

 Awalnya ia baru saja memarkirkan motor setelah masuk kelas, tiba-tiba mendapatkan kabar dari temannya jika spakbor sepeda motornya patah. Setelah mata kuliah selesai, ia meminta satpam untuk melihat cctv dan mengecek motor mahasiswa yang menabrak spakbornya.   Motor si pelaku  pun ditahan agar mencari jalan keluar atas rusaknya spakbor Hakim.

“Dari satpamnya nggak tau kejadian ini. Jadi saya markir itu mungkin sempit lahannya karena motor dia ADV, jadi itu nyenggol gitu,” ujar Hakim.

Pada saat kejadian tersebut, Hakim memarkir motornya di belakang gedung FUPI tapi yang berdekatan dengan perpustakaan. Hakim menyayangkan luasnya parkiran hanya ada dua satpam. Seandainya jumlahnya lebih banyak, kerugian yang ia alami mungkin tidak akan terjadi.

“Nggak ada tukang parkir di sana, pak satpamnya cuma mantau doang, nggak ada yang kayak di belakang, ” kata Hakim saat diwawancarai ARENA pada (24/10).

Radiman sebagai Kepala Bagian Umum Biro Administrasi Umum dan Keuangan menanggapi kerusakan yang terjadi di parkiran kampus murni dari kesalahan pemakai. “Jadi memang kalo kerusakan itu memang pure dari pemakaian user ya. Akibat dari parkir yang sempit itu nggak ada, ” jelasnya.

Dalam melihat lahan parkir yang minim di kampus, Radiman justru berpendapat seharusnya mahasiswa dan civitas akademik kampus lainnya memiliki kesadaran yang tinggi. Kesadaran untuk membuat parkiran yang nyaman dengan memarkir kendaraan rapi dan miring, sehingga cukup untuk banyak motor.

“Solusinya memanfaatkan lahan parkir. Petugas hanya sifatnya membatu bagaimana agar mengarahkan parkir itu lebih kondusif, nyaman dan tidak asal asalan,” ujar Radiman.

Berdasarkan penjelasan Radiman sejumlah 71 satpam dikerahkan untuk mejaga ketertiban kendaraan dan parkiran di kampus. Mereka disebar di kampus bagian barat, timur dan di zona UIN Suka. Jumlah tersebut bagi Radiman sudah mencukupi kebutuhan.

“Sejauh ini masih kita anggap cukup tergantung dari semua area. Kecuali jika nanti ada penambahan lahan lagi, kita akan penyesuaian dengan lahan yang ada,” kata Radiman pada ARENA (28/10)

Padahal Poniman pernah mengadu kepada atasan, agar ditambah tenaga. Namun hanya diberikan satu untuk bertugas di bawah pohon beringin selatan FDK.

“Bawah beringin awalnya juga saya yang jaga, terus saya usul minta satu orang lagi. Dua orang itu yang jaga FUPI dan FDK aja. Soalnya motor sekali datang tiga, lima, dari sini juga nggak mungkin nata satu-satu,” kata Poniman.

Tidak hanya di FUPI dan FDK, keluhan mengenai kurangnya tenaga satpam juga terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM).  

“Satpam sefakultas dua orang, ya di cukup-cukupin,” jawab Hadiyanto, petugas parkir FISHUM saat diwawancarai ARENA mengenai pembagian tugas penjaga parkir. Beberapa area seperti lorong fakultas Sains dan teknologi, dan di barat lab juga belum ada satpam yang menjaga. 

Reporter Aqeela Jangkar (magang) | Redaktur Maria Al-Zahra