Home - Apresiasi Para Penggiat Sastra

Apresiasi Para Penggiat Sastra

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Lpmarena.com, Kamis malam (31/10), ada yang berbeda di gelanggang UIN Sunan Kalijaga, tempat yang menjadi tongkrongan orang-orang pecinta seni yang tergabung dalam UKM Teater Eska. Pada 19.30 WIB acara bedah buku antologi puisi “prosenium” digelar. Buku ini telah lounching 19 Oktober 2013. Sebanyak 100 orang terdaftar sebagai peserta bedah buku. Shohifur Ridho Ilahi selaku moderator menyebutkan bahwa acara ini bagian agenda divisi sastra, yang baru bisa direalisasikan setelah satu tahun belakangan mereka disibukkan dengan pementasan teater.

“Buku ini berasal dari pengumpulan manuskrip puisi-puisi yang dibuat oleh kawan-kawan Teater Eska, yang sebenarnya sudah jadi satu tahun yang lalu. Tapi karena kami sibuk dengan pementasan dan beberapa kendala yang kami hadapi untuk melaunching buku tersebut, kami baru bisa merealisasikannya ya malam ini, “ungkap Ridho.

Ia juga menuturkan bahwa acara ini sebagai apresisasi terhadap karya-karya anak Teater Eska dalam bentuk puisi, juga sebagai pemantik untuk para mahasiswa, yang tertarik dengan dunia kesusastraan agar lebih kreatif.

“Acara ini juga sebagai bentuk apresisi Teater Eska terhadap puisi, tak hanya itu, saya berharap acara ini juga menjadi pemantik mahasiswa yang bergeliat di dunia kesusastraan”, Ridho menambahi.

Acara tersebut juga mendapat tanggapan baik dari salah satu pembicara dalam bedah buku tersebut, Faisal Kamandobat yang sudah menjadi empunya puisi dalam kesusastraan, ia berkomentar tentang buku antologi puisi yang menjadi objek kajian malam itu, yang menurutnya merupakan kumpulan puisi personal yang dicurahkan dengan gaya prosaik.

“Di dalam buku tersebut saya tidak menemukan fondasi atau yang menjadi grand temanya, tapi bagus. Puisi-puisi di dalam buku tersebut adalah puisi personal, lebih ke merepresentasikan suasana yang dialami penulisnya, satu-kesatuan puisi yang bergaya prosaik atau bernarasi, satu karangan bebas” papar Faisal.

Lebih lanjut, Faisal juga menjelaskan signifikansi seni, sastra, dan sains dalam kehidupan seorang manusia, dimana ketiganya saling berkelindan, disamping manusia itu sendiri yang imajinatif dan memiliki daya kreatif tinggi dalam merepresentasikan realitas yang ditangkapnya.

“sastra, seni dan sains itu semua penting dalam kehidupan kita, sains itu untuk berfikir dengan jelas, rasional, tertib atau sistematis. Sedangkan art, memancing kita untuk berfikir kreatif, imajinatif, eksploratif, jadi semuanya memang berhubungan satu sama lainnya” tuturnya menjelaskan.

Wins, vokalis band Spoer turut hadir dalam bedah buku ini. Ia berpendapat bahwa acara bedah buku seperti itu harus sering diagendakan.

“Bedah buku seperti ini harus sering diagendakan lah, bagus sekali kalau saya melihatnya, apalagi di lingkungan kampus seperti ini, karena saya yakin banyak mahasiswa yang tertarik dengan dunia kesusastraan seperti saya” ujar Wins, kepada ARENA.

Selaras dengan Wins. Tyas salah satu peserta yang sudah bergabung dengan Teater Eska angkatan ke-18 itu turut memberikan apresiasi kepada acara itu.

“Bagus yah menurutku, pertama karena menurutku di jaman sekarang ini minim sekali mahasiswa diskusi tentang sastra. Dan lewat acara inilah bisa memotifasi mahasiswa untuk berdiskusi tentang sastra. Kedua, mereka yang tidak tahu menjadi tahu perkembangan sastra di Indonesia”, ucap mahasiswi jurusan Ilmu Hukum itu.

Di penghujung acara, sekitar pukul 22.10 WIB Ridho mempersilahkan satu-persatu para pembicara untuk  membacakan puisi di depan peserta. Di sela waktu sebelum pembacaan puisi, seisi ruangan di kejutkan dengan lemparan batu krikil yang mendarat di atap gelanggang. Namun, pembacaan puisi tetap dilanjutkan dengan durasi sekitar tiga menit. Setelah usai, acara bedah buku ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Ridho sendiri selaku moderator, berbarengan dengan lemparan batu krikil kedua yang mendarat dan menggelinding di atap sebelah selatan gelanggang. (Anddy Robandy dan Ulfa)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah